WahanaNews.co | Gedung itu berdiri kokoh di sisi kanan Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta.
Bangunan berbentuk memanjang ke area dalam lokasi.
Baca Juga:
Kukuhkan Tim Ezokhi Mandrehe II, Eliyunus Waruwu Ajak Masyarakat Bersatu Perbaiki Nias Barat
Pada bagian atas gedung 14 lantai tersebut tampak berundak-undak.
Bernama Gedung Panjang.
Gedung itu merupakan salah satu bangunan baru dengan konsep kekinian yang menghiasi wajah baru TIM.
Baca Juga:
Anies Baswedan: Kenaikan Tarif Sewa TIM Tak Masuk Akal, Kontroversi Muncul
Adalah Andra Martin, arsitek yang mendesain konsep anyar TIM Jakarta.
Desain gedung tersebut terinspirasi dari lagu Rayuan Pulau Kelapa karya Ismail Marzuki.
"Ini buat simbol. Bangunan itu memang cocoknya hanya di TIM. Inspirasinya dari lagu ciptaan Ismail Marzuki, ditransfer ke bentuk tinggi rendah not balok (pada Gedung Panjang itu)," kata Andra, Rabu (29/9/2021).
Ada tiga bait yang diambil dari lagu tersebut untuk konsep Gedung Panjang.
Ketiga bait lagu itu yakni: "Tanah airku Indonesia, negeri elok amat kucinta. Tanah tumpah darahku yang mulia, yang kupuja sepanjang masa. Tanah airku aman dan makmur, pulau kelapa yang amat subur."
"Liriknya lagunya benar-benar kerasa bahwa kita harus mencintai negara kita. Tiga not digabung jadi satu fasad. Fasadnya disusun secara acak," ujarnya.
Bukan hanya insprasi dari lagu.
Ada juga elemen motif tumpal dari batik Betawi dimasukkan dalam desain gedung.
Konsep ini tak sekadar didasari estetika.
Desain ini diterapkan untuk mereduksi cahaya matahari yang masuk ke dalam gedung menjadi lebih sejuk.
Sentuhan rumah panggung pun ada pada Gedung Panjang.
Konsep ini terlihat pada bagian bawah gedung yang dibuat terangkat dari tanah.
Rencananya, pada beberapa bagian gedung tersebut kelak akan dijadikan Wisma Seni.
Perpustakaan juga bakal dipindahkan ke Gedung Panjang itu.
Menurut Kasubag Tata Usaha TIM, Eko Wahyu Wibowo, Gedung Panjang akan menjadi tempat istirahat para seniman yang bakal melaksanakan pagelaran di TIM.
Pembangunan gedung setara standar internasional tersebut pun dikhususkan untuk menjadi Wisma Seni.
"Konsepnya semacam one gate system, jadi para seniman bisa beristirahat, berkarya, latihan, dan lainnya di situ," kata Eko.
Wisma itu, menurut Project Director Revitalisasi TIM PT Jakpro, Luky Ismayanti, akan mengadopsi konsep dorm atau asrama yang 80 persennya diisi oleh bunk bed.
"Jadi seniman yang mau menggelar pameran atau pertunjukan di TIM bisa menginap di sini. Istirahatnya bisa sambil guyub," kata Luky.
Di sana juga, lanjut Andra, akan disediakan pusat kuliner TIM yang sebelumnya terletak di tempat pembangunan Gedung Panjang itu.
Hal ini untuk mengakomodasi permintaan seniman dan saran dari PTSP.
Dengan panjang mencapai 50 hingga 60 meter, lokasinya berada di bagian bawah gedung.
Andra merancang agar TIM menjadi oase untuk kawasan Cikini yang biasanya dipadati kendaraan bermotor.
Untuk itu, ia pun mengembalikan lagi keberadaan Teater Halaman yang sebelumnya sempat hilang.
Selain akan menjadi salah satu arena pertunjukan, Teater Halaman juga berfungsi sebagai lahan resapan air.
Sebelum revitalisasi, kata Andra, ruang terbuka hijau hanya 11 persen, penyerapan air ke tanah kecil.
Setelah revitalisasi, bertambah menjadi 27 persen, yakni di tempat parkir dan di belakang Teater Halaman.
Lokasi parkir didesain dengan memadukan konsep ruang terbuka hijau.
Bangunan ini terlihat menjadi wajah paling depan TIM.
Pada bagian atap bangunan itu, wartawan melihat hamparan rerumputan dan beberapa pohon.
Hal ini membuat gedung parkir tersebut terlihat seperti bukit kecil di pusaran TIM.
Revitalisasi TIM dikerjakan sejak awal 2019.
Seluruh proyek pengerjaan akan memakan biaya Rp 1,8 triliun.
Pembangunan tahap satu ditargetkan rampung pada Desember 2021 mendatang.
Secara keseluruhan, menurut Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Jakpro, Nadia Diposanjoyo, realisasi pembangunan revitalisasi TIM tahap satu sudah mencapai 98,70 persen.
“Gedung Panjang TIM masuk tahap satu revitalisasi,” ujarnya, Selasa (28/9/2021).
Pembangunan yang juga masuk tahap satu yaitu Gedung Parkir Panjang dan Masjid Amir Hamzah.
Kini pembangunannya telah mencapai 100 persen.
Adapun tahap kedua revitalisasi TIM ini, realisasi pengerjaannya mencapai 32,40 persen hingga memasuki minggu ke-30.
Rinciannya, Planetarium dan Pusat Pelatihan realisasi progresnya 27,53 persen, Graha Bhakti Budaya progresnya 40,87 persen, Teater Halaman progresnya 24,60 persen, dan Gallery Annex progresnya telah mencapai 78,38 persen.
Dengan adanya wajah baru TIM, Nadia mengajak masyarakat, khususnya warga Jakarta, untuk memanfaatkan TIM sebagai ruang ketiga, guna mengembangkan kreativitas dan mengekpresikan talenta seni maupun budaya.
Terlebih, menurut Nadia, TIM dibangun dengan konsep mixed-use building yang unik karena mengakomodasi kebutuhan seni, budaya, dan edukasi.
Ke depan, menurut dia, TIM akan menjadi wadah creative hub industry yang mengakomodir kebutuhan zaman.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menjelaskan, revitalisasi dilakukan agar TIM ini menjadi ikon serta pusat kegiatan kesenian dan kebudayaan dunia.
Selain infrastrukturnya bertaraf internasional, konten keseniannya di Jakarta juga bertaraf internasional.
Sehingga, TIM menjadi destinasi wisata budaya unggul, dan menjadi salah satu ikon kota yang berkarakter. [dhn]