WahanaNews.co | Jauh sebelum Indonesia merdeka, Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, awalnya merupakan sebuah kebun binatang pada masa kolonial Belanda, tepatnya tahun 1864.
Adalah Raden Saleh, seorang pelukis kelahiran Semarang, yang kini namanya diabadikan menjadi sebuah jalan raya.
Baca Juga:
KPK Didesak Telisik Anggaran Jalan Tembus Kelapa Gading-Pulo Gadung 2023-2024
Ia kala itu memelihara banyak satwa, mulai dari gajah, harimau, hingga jerapah.
Ia memelihara satwa-satwa itu di kediamannya, yang membentang dari RS PGI Cikini hingga lokasi Taman Ismail Marzuki (TIM) saat ini.
Hewan penghuni pekarangan rumahnya itu menjadi inspirasi sang pelukis untuk berkarya.
Baca Juga:
Anies Baswedan: Kenaikan Tarif Sewa TIM Tak Masuk Akal, Kontroversi Muncul
Akhirnya, Raden Saleh membuka taman rumahnya untuk dikunjungi warga, karena banyak yang tertarik melihat satwa tersebut.
Setelah tutup usia, Raden Saleh menghibahkan seluruh aset, termasuk tanah seluas 10 hektare di Cikini Raya, beserta satwanya, kepada Pemerintah Indonesia.
Berselang 100 tahun, atau pada 1964, Taman Raden Saleh yang kemudian berubah nama menjadi Kebun Binatang Cikini itu dipindahkan ke Ragunan, karena lokasinya yang lebih luas untuk menampung banyak satwa, serta jauh dari hiruk pikuk Ibu Kota.