WahanaNews.co | Warga Pamekasan, Madura, dihebohkan dengan kemunculan gulungan awan berombak bak tsunami.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut awan mirip tsunami itu merupakan awan Arcus. Awan Arcus sendiri merupakan formasi awan horizontal rendah yang biasanya muncul dari bagian awan cummulonimbus.
Baca Juga:
Viral Rekrutmen Sekretaris Berujung Pelecehan Seksual, Ini Kronologinya
Lebih lanjut, BMKG menegaskan fenomena awan arcus tidak ada hubungannya dengan fenomena tsunami akibat gempa.
Sebelumnya, penampakan awan tsunami serupa sempat terlihat juga di Yogyakarta dan Meulaboh, Aceh.
Baca Juga:
Viral Sepatu Rp 10 Juta Kena Pajak Rp 31 Juta, Ini Kata Bos Bea Cukai
Penyebab awan tsunami
Awan Arcus terbentuk jika udara dingin dari dalam sistem badai turun dan menyebar. Udara dingin ini menghambat kenaikan massa udara panas. Ketika udara dingin naik bersamaan dengan udara panas yang lembap, mengalami kondensasi.
"Fenomena ini bisa terjadi akibat fenomena angin laut dalam skala yang luas yang mendorong massa udara ke arah daratan," seperti dijelaskan lewat akun Instagram BMKG Juanda, Kamis (18/11).
Efek awan Arcus: badai petir
Awan Arcus yang merupakan jenis awan Cumuliform memiliki ciri pertumbuhan yang cepat, serta dapat menghasilkan angin puting beliung, petir, hujan ekstrem, hingga hujan es.
Efek awan Arcus bisa menyebabkan cuaca ekstrem seperti angin kencang dan hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan badai guntur di sekitar pertumbuhan awan.
Anggota Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan (TREAK), Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Ina Juaeni menjelaskan awan Arcus bak tsunami tidak berhubungan dengan kemunculan tornado tetapi dapat mendatangkan hujan atau hujan badai.
Kemunculan awan Arcus juga menjadi tanda adanya angin yang kuat akan segera muncul. Jadi ketika ada awan panjang di dasar Cumulonimbus, itu adalah awan arcus yang berarti hujan lebat akan segera datang.
Awan langka
Awan ini sangat jarang ditemukan. Awan Arcus adalah awan tambahan yang berkembang dan mati tergantung kepada awan induknya.
Ada dua bentuk
Awan Arcus bisa berupa gulungan panjang secara horizontal biasanya terpisah dari awan induk (Cumulonimbus), sedangkan awan Arcus datar atau papan panjang secara horizontal bersatu dengan dasar awan Cumulonimbus.
Gulungan awan terbentuk karena shear angin. Bagian luar awan nampak halus sementara bagian dalam awan terlihat kasar karena angin yang kuat.
Baik Arcus berbentuk gulungan maupun Arcus datar merupakan peringatan akan adanya hujan badai.
Awan arcus bentuk gulungan, imbuh Ina sangat jarang, bentuk datar lebih sering ditemukan. Awan ini biasanya ditemukan sepanjang pantai, namun bisa juga terbentuk di wilayah bukan pantai.
Pesawat bisa tersambar petir
Dosen STMKG, Deni Septiadi mengatakan fenomena awan Arcus berbahaya bagi dunia penerbangan.
Kemunculan Arcus yang disertai angin dapat membahayakan aktivitas take off atau landing pesawat, karena awan Arcus muncul akibat adanya golakan (ketidakstabilan) udara di atmosfer rendah.
Sehingga, bila terjadi sekitar bandara maka perlu mendapat perhatian khusus bagi aktivitas penerbangan.
Pesawat yang menerjang awan Arcus saat hendak mendarat atau lepas landas bisa mengalami turbulensi yang kuat. Bahkan, pesawat itu berpotensi tersambar petir.
Meski berbahaya, pesawat Boeing maupun Airbus sudah tidak menggunakan bahan metal, namun menggunakan komposit dan memiliki static discharge yang terpasang di moncong, sayap, serta ekor.
Awan Cumulonimbus (CB) bisa memproduksi downburst (hempasan angin ke bawah dari dasar awan ke permukaan tanah), atau juga angin yang tidak stabil arahnya yang bisa menjadi crosswind, tailwind, dan headwind yg umumnya pilot sudah memahami situasinya sesuai runway bandara. [rin]