"Penganiayaan yang ke 4 adalah penganiayaan yang paling parah dari sekian banyak, pelaku menganiaya aku secara membabi buta hanya karna aku memilih turun dari mobil pelaku dan pulang ga bareng sama dia," kata Anisa.
"pelaku menganiaya aku mulai dari nyeret aku masuk ke mobil dan memaksa sampe dorong aku masuk ke mobil dia, tonjok hidung aku sampe geser, jedotin kepala aku ke dashboard, kaca, dan stir mobil, jambak aku, tampar aku, seret dan banting aku ke tanah dan yang paling parah cekik aku sambil bilang 'mati lo ya anj*ng gapernah dengerin gue b*ngsat'."
Baca Juga:
Usai Tersengat Listrik saat Ngecas HP, Mahasiswi di Pamekasan Meninggal
Dalam unggahan itu, Anisa turut melampirkan bukti berupa rekaman suara. Anisa juga melengkapinya dengan tangkapan layar berisi pesan-pesan yang dikirimkan oleh Benedict Jevon kepada dirinya.
Dugaan Kekerasan Terjadi Berulang Kali
Menurut Anisa, kekerasan yang dialaminya terjadi berulang-ulang kali. Hingga dirinya kembali memutuskan untuk melaporkan itu pada pihak kampus tempatnya dan pelaku menimba ilmu.
Baca Juga:
Didampingi Kemenkes, Ibu Mendiang Dokter Aulia Melapor ke Polda Jateng
"kejadian penganiayaan terulang kembali di bulan januari dan akhirnya aku memberanikan diri untuk melapor lagi ke pihak kampus secara diam diam dan bersyukur pihak kampus dengan tim investigasi nya usut kasus ini," ujar Anisa.
"karna sebelumnya pelaku juga pernah menganiaya di 'area kampus' yang lumayan cukup parah, verbal abuse terus berlangsung hingga 11 feb kemarin hingga aku akhirnya sadar dan memberanikan diri untuk bilang orang tua," tambahnya.
Anisa mengungkapkan bahwa kejadian yang menimpanya sudah diceritakan pada pihak orangtua, kampus, maupun Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPA) RI.