Sang mantan suami tidak peduli terhadap kelakuan mantan istrinya. Tapi sikap sang mantan suami mulai berubah karena merasa terganggu, ketika para preman mulai memanfaatkan mantan istrinya untuk mengancam dan berniat mengkerdilkan dirinya serta merebut hartanya di desa tersebut.
Sang mantan suami mulai marah dan sebagai peringatan pada mantan istrinya, dia mengambil kembali salah seorang anak mereka : Crimea.
Baca Juga:
Kabar Duka, Aktor Senior Eeng Saptahadi Meninggal Dunia
Mantan istri mulai menyimpan dendam dan mimpi. Dia ingin menikah dengan keluarga preman (NATO) dan bermimpi suami barunya nanti akan membalas dendamnya ke mantan suaminya.
Namun kepala preman dan keluarga preman menolak untuk menikahinya. Dia hanya digunakan mereka untuk memprovokasi mantan suaminya.
Melihat kelakuan ibu mereka yang semakin ngelunjak, dua anak mereka (Donetsk dan Luhansk) ingin keluar dari rumah ibunya, dan tidak mau lagi tinggal bersama ibunya. Mereka memohon pada ayahnya untuk mengeluarkan mereka dari rumah ibunya.
Baca Juga:
Aminah Cendrakasih, Pemeran Mak Nyak di 'Si Doel Anak Sekolahan' Tutup Usia
Kepala preman dan keluarganya terus-menerus mendorong sang mantan istri untuk berani melawan mantan suaminya.
Sebagai tanda dukungan, mereka terus mengirim senjata-senjata usang dan amunisi kadaluarsa (yang sudah tidak mereka pakai lagi), agar sang mantan istri memiliki keberanian untuk bertengkar dengan mantan suaminya.
Mereka juga memberi janji akan membelanya dalam pertikaian ini.