Peran guru disiplin bernama Bu Woro yang menjadi pemicu awal konflik dimainkan oleh Aulia Sarah.
Karakter ini digambarkan tegas dan menimbulkan ketegangan yang berujung pada peristiwa mistis.
Baca Juga:
Animatronik Baru dan Misteri Gelap Warnai Perilisan ‘Five Nights at Freddy’s 2’
Kehadiran aktor pendukung seperti Taskya Namya dan Andri Mashadi semakin memperkuat alur cerita serta menambah intensitas horor yang dirasakan penonton.
Film ini mengangkat kepercayaan masyarakat tentang larangan keluar rumah saat waktu Maghrib, sebuah mitos yang dipercaya dapat membuka celah hadirnya gangguan makhluk gaib.
Kepercayaan tersebut dikemas dalam alur cerita yang relevan dengan kehidupan masyarakat, sehingga menciptakan rasa takut yang dekat dengan pengalaman sehari-hari.
Baca Juga:
Trailer Horor “Dusun Mayit” Rilis, Visual Kelam dan Kisah Viral JeroPoint Jadi Sorotan
Dari sisi produksi, Rapi Films dan Sky Media sukses menyajikan Waktu Maghrib dengan kualitas sinematografi yang mencekam, tata suara yang mendukung suasana horor, serta penggambaran desa yang menambah kesan sunyi dan menyeramkan.
Perpaduan cerita, visual, dan unsur budaya menjadikan film ini memiliki identitas horor khas Indonesia.
Kesuksesan film pertama mendorong lahirnya sekuel berjudul Waktu Maghrib 2 yang resmi tayang di bioskop Indonesia pada Mei 2025.