WahanaNews.co, Jakarta - Serial drama Tiongkok The Tale of Rose saat ini sedang tayang di platform streaming Over-the-Top (OTT) WeTV. Dibintangi oleh sejumlah bintang papan atas China seperti Liu Yifei, David Tong, Peng Guang Ying, Lin Yi, dan Wallace Huo, drama ini telah menarik perhatian banyak penonton dan menduduki peringkat kedua dalam WeTV HOT dengan indeks popularitas mencapai 29.000.
Adaptasi dari Karya Legendaris Yi Shu
Baca Juga:
Rahasia Kehamilan Terbongkar? Dosma Hazenbosch Dapat Teror Dari Mantan Pacar
The Tale of Rose merupakan adaptasi dari novel The Story of Rose karya Yi Shu, yang sebelumnya juga telah diadaptasi menjadi drama Hong Kong.
Cerita ini berpusat pada kehidupan dan perjalanan cinta Huang Yi Mei, yang diperankan oleh Crystal Liu. Berlatar belakang awal era milenium atau tahun 2000-an, drama ini tidak hanya menyuguhkan kisah cinta yang mengharukan, tetapi juga mengajak penonton bernostalgia mengenai teknologi dan tren fashion di era tersebut.
Plot yang Menarik dan Nostalgia Era 2000-an
Baca Juga:
Video Panasnya Tersebar, Maxime Bouttier dan Clara Bernadeth Mesti Tebus 3 Milyar
Kisah ini mengikuti perjalanan hidup Huang Yi Mei, seorang wanita muda yang berjuang untuk menemukan jati diri dan cintanya di tengah perubahan sosial dan teknologi yang pesat pada awal tahun 2000-an.
Penonton disuguhi dengan elemen-elemen klasik dari era tersebut, mulai dari gaya berpakaian hingga perangkat teknologi yang pernah populer.
Comeback Wallace Huo
Salah satu daya tarik utama dari The Tale of Rose adalah kehadiran Wallace Huo, aktor terkenal China yang kembali berakting setelah beberapa waktu absen dari dunia hiburan. Wallace Huo, yang dikenal luas sejak muncul dalam iklan ponsel bersama Angelica Lee pada tahun 2000, memiliki perjalanan karier yang mengesankan dan pada tahun 2002 menjadi salah satu aktor utama dalam drama Star.
Perjalanan Karier Wallace Huo
Setelah mendapatkan popularitas melalui drama idola At Dolphin Bay pada tahun 2003, Wallace Huo merilis album solo pada tahun 2004. Namun, ia memutuskan untuk fokus pada karier akting dan pindah ke Tiongkok untuk mengembangkan dirinya sebagai aktor serius.
Wallace Huo, yang dikenal dengan nama asli Huo Chien Hwa, tentu tak asing bagi generasi 90an di Indonesia. Kepopulerannya meroket setelah membintangi sebuah drama pada tahun 2004, yang membuatnya datang ke Indonesia untuk menyapa para penggemarnya. Kedatangan Wallace saat itu menjadi peristiwa besar bagi para penggemar di Indonesia yang telah lama menantikan kehadirannya.
Generasi 90an di Indonesia juga pastinya tak asing dengan pemilik nama asli Huo Chien Hwa ini. Kepopulerannya melesat setelah bermain di drama berjudul Twins (atau 100% Senorita) pada tahun 2004, membawanya datang ke Indonesia untuk menyapa para penggemarnya. Kedatangan Wallace pada saat itu menjadi kehebohan tersendiri di kalangan fans Indonesia yang sudah menantikan kehadirannya.
Peran dalam film Hands in the Hair bersama Rosamund Kwan dan drama wuxia World's Finest pada tahun 2005 membawanya semakin terkenal di Tiongkok.
Popularitas Wallace meningkat pesat pada tahun 2009 melalui drama Chinese Paladin, di mana ia memerankan Xu Chang Qing, seorang pendeta Tao yang menjadi favorit penggemar.
Drama perang Battle of Changsha yang mendapat pujian kritis, serta drama The Journey of Flower dan Love Me if You Dare pada tahun 2015, membuatnya semakin dikenal dan dicintai. Setelah menikah dengan aktris Ruby Lin pada tahun 2016 di Bali dan memiliki seorang putri pada Januari 2017, Wallace membintangi peran besar sebagai Kaisar Qianlong dalam drama harem Ruyi's Royal Love in the Palace" pada tahun 2018.
Kepopuleran The Tale of Rose
Dengan total 38 episode, The Tale of Rose berhasil memikat penonton dengan alur cerita yang mendalam dan penampilan luar biasa dari para aktornya.
Serial ini tidak hanya menjadi ajang nostalgia bagi penonton yang hidup pada era 2000-an, tetapi juga memberikan perspektif baru tentang perubahan sosial dan teknologi di masa itu.
Keberhasilan serial ini di platform WeTV membuktikan daya tariknya yang luas dan kepopulerannya di kalangan penonton modern.
[Redaktur: Amanda Zubehor]