WahanaNews.co, Jakarta - Serial yang baru saja memecahkan rekor MURI dengan series yang ditonton lebih dari 60 juta kali dan ditonton di 32 negara ini menarik perhatian Kirdi Putra, Pakar Mikro Ekspresi, yang membagikan analisanya tentang akting para pemain serta pesan moral yang disampaikan.
Dalam serial ini, Luna Maya memerankan karakter Nadine, seorang perempuan dengan latar belakang yang kompleks dan terlibat hubungan terlarang dengan Alex (diperankan Darius Sinathrya). Kirdi memuji penampilan Luna sebagai salah satu yang paling natural.
Baca Juga:
Konflik Memuncak, Luna Maya Hamil hingga Terancam Kehilangan Warisan
"Banyak ekspresi yang sesuai dengan situasi," ungkap Kirdi Putra.
Ia menambahkan, akting Luna Maya yang mampu membawa emosi penonton menyatu dengan alur cerita yang menarik menjadi keunggulan tersendiri dari series WeTV Original Main Api ini.
Selain itu Kirdi Putra juga memuji penampilan memukau dari para pemain lainnya, seperti Darius Sinathrya, Audi Marissa, dan Marcellino Lenfrandt.
Baca Juga:
Hamil dan Tak Diakui, Luna Maya Mulai Teror Rumah Darius Sinathrya
Menurutnya, ekspresi wajah mereka terlihat sangat menggambarkan emosi yang ingin disampaikan, seolah membawa penonton masuk ke dalam konflik emosional yang dialami masing-masing karakter.
"Darius Sinathrya berhasil menampilkan karakter seorang Alex yang penuh konflik batin dan rahasia dengan sangat apik. Selanjutnya, Audi Marissa sebagai Lara menunjukkan karakter yang kuat sebagai istri yang dihianati dengan perasaan terluka yang terlihat jelas. Sedangkan Marcellino yang memerankan karakter Erwin cocok memperlihatkan gestur dan mimik yang subtle yang membuat karakternya terasa nyata dan menyatu dengan cerita. Semua pemeran di serial ini mampu menampilkan sisi psikologis yang sulit secara alami," ungkap Kirdi.
Pemegang Certified Trauma Healing Therapist ini juga menjelaskan fenomena psikologis yang diangkat dalam serial WeTV Original Main Api yaitu perselingkuhan sebagai bentuk pelarian sementara atau beautiful escape (hubungan Alex dan Nadine) digambarkan sebagai pelarian dari konflik rumah tangga masing-masing.