WahanaNews.co | Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas sungguh-sungguh mengajak generasi muda untuk produktif serta lihai memanfaatkan peluang dan berani mengambil risiko terjun sebagai wirausahawan.
Wirausahawan dengan usaha lokalnya dapat membantu memeratakan kepemilikan dan kesejahteraan masyarakat serta menjaga pertumbuhan ekonomi daerah.
Baca Juga:
Elektabilitas PAN Tetap Kokoh di Urutan Keenam Menurut Survei IPO Terbaru
Ajakan ini disampaikan Mendag Zulkifli Hasan dalam Kuliah Umum Tematik bertajuk “Waralaba Lokal ‘Go Global’” di Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma), Magelang, Jawa Tengah pada hari ini, Selasa (1/11). Kuliah umum dihadiri Rektor Unimma Lilik Andriyani, serta inspirator waralaba Indonesia dari Ayam Gepuk Pak Gembus dan PT Sari Kreasi Boga.
"Membangun kewirausahaan dan usaha lokal adalah salah satu upaya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di daerah. Salah satunya melalui waralaba karena potensi waralaba di Indonesia ini luar biasa besar. Waralaba juga merupakan bisnis lintas generasi,” jelas Mendag Zulkifli Hasan.
Kuliah Umum Tematik edisi pertama di Unimma ini adalah bagian dari kolaborasi Kementerian Perdagangan dengan perguruan tinggi dalam membangun kewirausahaan dan mendorong kinerja perdagangan Indonesia.
Baca Juga:
K.H. Asep Syaifuddin: Zulhas Tidak Mungkin Menistakan Agama, Kata Ketua Pergunu
Kuliah umum di Unimma diikuti 200 mahasiswa secara luring dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan 500 peserta secara daring. Pada kegiatan ini, Mendag Zulkifli Hasan didampingi Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto dan Plt.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Syailendra. Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, “Pada 2021, waralaba di Indonesia mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 682.292 orang. Bisnis waralaba juga tumbuh 5 persen per tahun dengan omzet agregatnya mencapai Rp31,3 triliun.”
Menurut Mendag Zulkifli Hasan, bidang usaha waralaba didominasi jasa makanan dan minuman yang mencapai 44,09 persen. Sisanya yaitu ritel (14,17 persen), jasa pendidikan nonformal (11,02 persen), jasa kecantikan/kesehatan (11,02 persen), dan jasa binatu (7,09 persen).