Kota Bekasi, Wahana News, Predikat WBK WBBM yang diraih Polres Metro Bekasi Kota mulai mendapat respon dari masyarakat, terutama dari para pemohon SIM.
Para pemohon SIM mulai merasakan dampak langsung dengan susahnya untuk mendapakan SIM, bahkan beberapa pemohon yang ditemui mengaku dirinya terpaksa mengulang ujian praktek sampai sembilan kali.
Baca Juga:
Mulai Senin Besok Ditlantas Polda Sulbar Berlakukan Lintasan 'S', Dirlantas Polda Sulbar: Segini Biaya dan Syarat Pembuatan SIM C
Kabid Humas Kompol Erna Ruswiq kepada Wahana News menjelaskan, masyarakat harus merubah mindset atau pola pikir karena sudah bukan zamannya lagi beranggapan bahwa untuk mendapatkan SIM itu mudah bahkan tanpa mengikuti aturan atau SOP yang sudah ada. Hal ini dikatakannya di Mapolres Bekasi Kota, Sabtu (23/2/2019)
Selama ini pemohon SIM banyak memperoleh SIM dengan cara cara tidak benar dan melawan hukum, sudah menjadi rahasia umum, cukup dengan memberikan sejumlah uang kepada petugas maupun calo, bahkan tanpa melalui ujian teori dan praktek SIM bisa didapatkan.
Polres Metro Bekasi Kota saat ini jauh berbeda dengan zaman dulu, "sekarang ini kami adalah satu satunya polres di wilayah hukum Polda Metro Jaya yang sudah mendapatkan predikat WBK WBBM dari Polda Metro Jaya", katanya bangga.
Baca Juga:
Ujian Praktik Pembuatan SIM: Angka 8 dan ZigZig Diganti Huruf S
Kompol Erna menjelaskan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) merupakan sebuah usaha pembenahan minsed atau pola pikir anggota maupun masyarakat tentang peningkatan pelaksanaan pelayanan kepolisian terhadap masyarakat yang bebas korupsi.
Selain predikat WBK, Polres Metro Bekasi Kota juga telah menyandang predikat WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih Melayani), yaitu peningkatan kwalitas pelayanan birokrasi, gradenya satu klik diatas pelayanan WBK, terang Erna.
Salah satu upaya pengawasan yang dilakukan Kapolres adalah dengan memasang puluhan CCTV, hampir semua sudut ruangan pelayanan tidak ada yang luput dari pantauan,dan diawasi petugas pengawas internal.
Pencetakan SIM akan diawasi dari setiap tahapan, misalnya ujian praktek tidak lulus namun ada oknum bermain akan terlihat oleh tim pengawas internal akan langsung tahu.
Paur SIM AKP Indira yang turut mendampingi Kompol Erna, kemudian memberikan kesempatan dengan mengajak wartawan Wahana News melihat langsung proses pelaksanaan pelayan SIM mulai dari pendaftaran, pengisian formulir, tes kesehatan, pembayaran asuransi dan ruang ujian teori dan praktek hingga pencetakan SIM.
"Saya baru tiga bulan bertugas disini, anda wartawan pertama yang saya bawa masuk untuk melihat langsung semua loket pelayanan hingga pencetakan SIM,"katanya dengan ramah.
.
AKP Indira memastikan bahwa semua masyarakat akan mendapatkan pelayanan yang sama tanpa diskriminasi, fasilitas sudah kita benahi, di ruang teori disediakan buku petunjuk dan kisi kisi ujian bagi pemohon SIM untuk dibaca dan dipelajari sebagai bekal persiapan ujian teori.
Bagi yang kalah ujian praktek, diberikan kesempatan untuk belajar dan latihan secara gratis dibawah bimbingan instruktur yang telah disediakan untuk mengajarkan trik dan cara berkendara dengan baik dan benar, sehingga ketika nanti pada ujian ulang diharapkan pemohon SIM akan lulus.
"Polri telah memiliki standar kelulusan, semua harus sesuai SOP, yang tidak mampu menyelesaikan ujian teori dan praktek kami nyatakan gagal dan harus mengulang, kami hanya berupaya membantu dengan memberikan kesempatan latihan dibawah bimbingan instruktur yang kami sediakan, waktunya setiap hari Minggu dan gratis" kata Indira tegas.
Indira juga membantah persepsi masyarakat bahwa dengan kondisi sekarang 80 persen pemohon SIM akan gagal karena pemberlakuan ujian yang sangat ribet dan berat.
"Tidak benar, data yang kami miliki menunjukkan dalam percobaan pertama, hanya sekitar 20 pesen pemohon SIM A gagal dalam ujian praktek dan 10 persen pemohon SIM C," katanya.
Kapolres Kombes Dr.Indarto sebenarnya sudah punya kebijakan khusus, dengan mememerintahkan jajarannya dengan lebih melebarkan space lintasan atau track ujian praktek, supaya pemohon SIM lebih mudah dan leluasa saat melalui lintasan.
Untuk bisa seperti sekarang ini, dibutuhkan petugas yang punya militansi, kami mencapainya tidak dengan gampang, tetapi melalui usaha yang gigih dan "berdarah darah", perlawanan bukan hanya dari pada calo atau pihak pihak yang diuntungkan selama ini, namun sikap tidak suka ditunjukkan juga beberapa oknum internal, tapi sekarang sudah berubah, mayoritas anggota sudah komit dengan program WBK WBBM, kata Indira.
Instruktur sebelum melakukan ujian praktek maupun teori akan terlebih dulu menerangkan dengan memberikan penjelasan setiap tahapan, memberikan contoh dengan memperagakan cara berkendara yang benar.
AKP indira juga mengajak masyarakat maupun pemohon SIM yang gagal untuk memanfaatkan fasilitas gratis yang disediakan Polres Metro Bekasi Kota,yaitu layanan latihan berkendara yang dibimbing dan diawasi instrukturkan pada setiap hari minggu. "Manfaatkanlah fasilitas tersebut". ajaknya.
Instruktur akan mengajarkan cara cara berkendara yang baik dan benar, tujuannya adalah agar tidak ada kesan petugas mempersulit masyarakat.
Dampak positif mendapatkan SIM dengan cara yang benar, pemohon SIM akan memiliki kebanggaan tersendiri, karena dirinya mendapatkannya dengan cara menempuh ujian teori dan praktek dengan usaha dan kemampuan sendiri tanpa bantuan orang lain, sekaligus diharapkan akan berdampak langsung dengan kebiasaan tertib berlalulintas saat berkendara di jalan raya.
Menanggapi banyaknya pemohon SIM beralih ke Polres Kabupaten, Indira menanggapi santai, itu adalah hak masyarakat, sebab hidup adalah pilihan, namun orang yang mendapatkan SIM dari Polres Metro Bekasi Kota, pastinya akan punya rasa bangga karena didapatkan dari polres yang memiliki sertifikat WBK WBBM dari Polda Metro Jaya, Pungkas AKP Indira. (MEHA)