WahanaNews.co | Sedikitnya 150 hektare lahan persawahan di Desa Gunung Mulia, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, beralih fungsi jadi perkebunan kelapa sawit.
"Alasan petani alih fungsikan sawah jadi kebun kelapa sawit karena minimnya sumber pengairan untuk tanaman padi," ujar Kepala Desa Gunung Mulia, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Oddang di Penajam, Senin (13/6/2022).
Baca Juga:
GAPKI Desak Pembentukan Badan Sawit Nasional di Bawah Pemerintahan Prabowo
Tanaman padi sulit berkembang karena tidak ada sumber air untuk irigasi, kata dia, selama ini petani hanya mengandalkan pengairan tadah hujan.
Petani terpaksa menanam kelapa sawit di lahan persawahan tersebut untuk menopang penghidupan, sebab tanaman pangan tidak bisa diandalkan karena kebutuhan pengairan belum terpenuhi.
Alih fungsi lahan persawahan menjadi perkebunan kelapa sawit menurut dia, bisa diatasi dengan bendung gerak Sungai Talake di perbatasan Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser.
Baca Juga:
Harga CPO Naik Signifikan, Dorong Pertumbuhan Ekspor Indonesia
"Kalau bendung gerak Sungai Talake tidak dibangun alih fungsi lahan akan terus terjadi karena petani kesulitan untuk pengairan," ucapnya.
Pemerintah pusat diharapkan cepat merealisasikan pembangunan bendung gerak Sungai Talake tersebut agar irigasi lahan pertanian tanaman pangan dapat terpenuhi.
Alih fungsi lahan persawahan di Desa Gunung Mulia sudah terjadi sejak lama. Menurutnya, diperkirakan lahan pertanian tanaman padi yang ditanami kepala sawit mencapai sekitar 150 hektare.
Masyarakat petani tidak bisa menanam padi karena kesulitan mencari sumber air untuk irigasi atau mengairi lahan pertanian tanaman padi.
Sementara menanam kelapa sawit lebih mudah perawatannya dan tahan terhadap kondisi panas saat saat musim kemarau.
Saat ini lahan pertanian tanaman pangan produktif di Desa Gunung Mulia tinggal 816 hektare kata Oddang dan diperkirakan penyusutan lahan persawahan akan terus terjadi. [qnt]