"Seperti di sini (Kampung Nyalindung) sejumlah pengungsi sudah ada yang menempati majelis taklim. Sementara lainnya ke rumah keluarga," sambung dia.
Wawan menuturkan, selain sudah banyak penyintas bencana yang mengungsi ke rumah keluarga, juga masih ada yang menempati rumah-rumah terdampak di lokasi.
Baca Juga:
Polisi Selidiki Dugaan Perkosaan Finalis Putri Nelayan Palabuhanratu
"Dalam tanggap darurat ini selain mendirikan posko, kami sudah mendirikan tenda bagi para penyintas bencana," tutur dia.
"Tenda yang didirikan ada yang besar dan untuk family. Semuanya dipasang tidak jauh dari lokasi," kata Wawan.
Menginap di kios dan rumah kerabat
Salah seorang penyintas bencana, Sumarni (50) mengaku rumahnya rusak terdampak bencana ini.
Baca Juga:
Diduga Imigran Ilegal, Imigrasi Amankan 28 WNA di Perairan Sukabumi
Kerusakan rumahnya mulai terlihat sekitar tujuh bulan lalu.
"Awalnya hanya retakan kecil saja di dinding, dan lambat laun terus membesar. Saat ini sudah seminggu semakin parah," aku Sumarni ditemui Kompas.com di rumahnya di Kampung Nyalindung, Selasa (8/3/2022).
"Kalau dilihat dari luar rumah saya ini memang masih utuh. Sebenarnya di dalam rumah sudah amburadul," sambung dia.