WahanaNews.co, Tapsel - PT. Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe yang beroperasi di Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, terus mendorong sekolah-sekolah yang ada disekitar wilayah lingkar tambang menjadi sekolah adiwiyata, yakni sekolah yang berfokus pada keberlanjutan dan pelestarian alam.
Mewujudkan keinginan program pendidikan berbasis lingkungan hidup tersebut, Agincourt Resources menggandeng Yayasan Peduli Lingkungan 'Semut Merah' Jakarta, memberikan pelatihan, pendampingan, pembinaan, serta menyediakan fasilitas sarana penunjang, untuk menciptakan sekolah yang nyaman, aman dan harmonis.
Baca Juga:
Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang, PTAR Tanam Ribuan Pohon dan Perluas Nursery
Salah satunya SMKN 2 Batangtoru yang berada di Desa Sipenggeng, Kecamatan Batangtoru. Dua tahun terakhir, Agincourt Resources bersama Yayasan Peduli Lingkungan 'Semut Merah', memberikan edukasi dan pendampingan, menuju terwujudnya kesadaran anak didik dalam melestarikan lingkungan sekitar.
"Kita terus mendorong SMKN 2 Batangtoru menuju sekolah yang menggabungkan pelestarian lingkungan dengan kegiatan belajar. Diharapkan, seluruh warga sekolah dapat berpartisipasi dalam menjadikan lingkungan menjadi sehat, sekaligus berperan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan," kata Senior Officer Education Community Dept. PTAR, Nurhijriyah Siregar, Rabu (26/6/2024).
Dituturkannya, melalui pendampingan dan pembinaan yang dilakukan pihaknya, SMKN 2 Batangtoru telah berlabel Sekolah Adiwiyata Provinsi (SAP). Namum walaupun begitu, Agincourt Resources tidak mau berpuas diri. Sekolah kejuruan yang fokus pada pendidikan bidang pertambangan dan industri itu, digeber menuju Sekolah Adiwiyata Nasional (SAN).
Baca Juga:
Mengembalikan Cahaya pada Mata dengan Operasi Katarak Gratis oleh Tambang Emas Martabe
"Kita akan permak dan targetkan SMKN 2 Batangtoru menjadi Sekolah Adiwiyata Nasional. Bersama Yayasan Peduli Lingkungan 'Semut Merah', kita rutin memberikan pelatihan dan pembinaan," ujarnya, yang didampingi fasilitator Yayasan Peduli Lingkungan 'Semut Merah', Stella Zahra Audin.
Sebagai calon Sekolah Adiwiyata Nasional, sambung Nurhijriyah, telah dibentuk kelompok kerja (pokja), untuk mendorong warga sekolah semakin semangat melaksanakan program sekolah adiwiyata. Kebijakan sekolah memprioritaskan beberapa aspek yakni, kurikulum sekolah berbasis lingkungan hidup, kegiatan lingkungan sekolah berbasis partisipatif, dan pengelolaan sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan.
"Insya Allah, melalui konsep yang kita canangkan, tahun ini SMKN 2 Batangtoru akan meraih penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional," harap Nurhijriyah.