WahanaNews.co, Bandung - Angin puting beliung muncul kembali di Bandung, kali ini menyerang Kampung Citawa, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung pada sore Sabtu (24/2/2024).
Dampak dari kejadian ini menyebabkan kerusakan pada 16 rumah yang ditempati oleh 56 orang.
Baca Juga:
Amuk Tornado di AS Tewaskan 23 Orang
"16 unit rumah terdampak," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jabar, Hadi Rahmat, melalui keterangannya, Sabtu (24/2/2024).
Tim gabungan dari Babinsa dan Bhabinkamtibmas sedang bekerja sama untuk memperbaiki atap rumah warga yang rusak akibat angin puting beliung.
Mereka juga tengah membersihkan material-material yang terbang dan berserakan di sekitar area tersebut.
Baca Juga:
Tornado di Alabama AS Tewaskan 6 Orang
Proses pendataan dan validasi rumah yang terdampak oleh angin puting beliung masih berlangsung, dengan tujuan untuk memperbarui informasi mengenai kemungkinan kerusakan yang diakibatkan oleh angin kencang tersebut.
"Masih dalam validasi," ucapnya.
Angin puting beliung sebelumnya juga sempat melanda Lima kecamatan di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, diterjang angin puting beliung, Rabu (21/4/2024).
Lima kecamatan yang terdampak, yaitu Kecamatan Rancaekek, Kecamatan Cicalengka, dan Kecamatan Cileunyi di Kabupaten Bandung, serta Kecamatan Jatinangor dan Kecamatan Cimanggung di Kabupaten Sumedang.
Tanda-tanda Bakal Muncul Angin Puting Beliung
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, puting beliung terbentuk dari sistem awan Cumulonimbus (CB) yang memiliki karakteristik menimbulkan terjadinya cuaca ekstrem, seperti hujan lebat dan angin kencang.
Namun demikian, ia menegaskan, tidak setiap ada awan CB dapat terjadi fenomena puting beliung. Semuanya tergantung bagaimana kondisi labilitas atmosfernya.
"Fenomena puting beliung umumnya dapat lebih sering terjadi pada periode peralihan musim, namun tidak menutup kemungkinan terjadi juga di periode musim hujan," ujarnya, mengutip Kompas, Sabtu (24/2/2024).
Selain itu, angin puting beliung dapat terjadi dalam periode waktu yang singkat dengan durasi kejadian umumnya kurang dari 10 menit.
Oleh karena itu, ada baiknya untuk mengetahui tanda-tanda angin puting beliung agar masyarakat dapat melakukan antisipasinya.
Guswanto melanjutkan, berdasarkan pantauan BMKG, ada beberapa fenomena atmosfer yang terpantau masih cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan yang disertai kilat/angin kencang di wilayah Indonesia.
Kondisi tersebut dipicu oleh beberapa hal, seperti:
Aktivitas monsun asia yang masih dominan
Aktivitas gelombang atmosfer di sekitar Indonesia bagian tengah dan timur
Terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di Indonesia bagian tengah dan selatan.
Di Indonesia, umumnya orang menyebut angin kencang tersebut dengan istilah puting beliung.
Baik embusan puting beliung maupun tornado, keduanya dapat menyebabkan kerusakan serius pada rumah, pepohonan, atau struktur lain di sekitar wilayah yang terkena dampak.
Lalu, apa perbedaan mendasar antara angin puting beliung dan tornado?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puting beliung adalah udara yang bergerak cepat dengan tekanan tinggi.
Sementara itu, tornado merupakan angin berpusar yang memiliki bentuk spiral, seringkali disertai dengan turunnya gumpalan awan berbentuk corong, dan dapat menyebabkan kerusakan.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puting beliung merupakan sebutan lokal untuk tornado dengan skala kecil yang terjadi di Indonesia.
Berikut rincian perbedaan puting beliung dan tornado:
Puting beliung
Dilaporkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara, puting beliung terjadi ketika awan Cumulonimbus bergerak dengan kecepatan 30-50 knots (56-92 km).
Pada kondisi tersebut, arus udara di dalam awan berinteraksi naik dan turun, membentuk pusaran angin. Kejadian puting beliung umumnya terjadi selama musim pancaroba, baik pada siang maupun sore hari.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa angin puting beliung berputar dengan kecepatan maksimal 63 kilometer per jam dan bergerak lurus dalam rentang waktu maksimal lima menit.
Skala wilayah dari embusan puting beliung berkisar antara 5-10 km, sejajar dengan diameter awan induk yang menjadi penyebab angin tersebut, yaitu kumulonimbus.
Puting beliung terjadi dalam kecepatan angin skala FO <117 km per jam. Angin dengan kecepatan ini menyebabkan kerusakan ringan pada cerobong asap, pepohonan, dan papan penunjuk jalan.
Tornado
Sebaliknya, diberitakan Kompas.com (1/6/2023), tornado terbentuk ketika udara yang hangat dan lembap bertabrakan dengan udara yang dingin dan kering.
Perputaran udara akan menarik udara hangat dan lembap ke atas, membentuk awan corong berpola spiral.
Sementara itu, udara kering dan dingin diarahkan ke permukaan tanah, memengaruhi kecepatan perputaran.
Tornado dapat terjadi sepanjang tahun, tetapi cenderung lebih sering muncul pada awal musim semi, sekitar bulan Mei hingga akhir musim panas.
Sebagian besar tornado terbentuk pada sore hari, menjadi waktu yang ideal karena radiasi Matahari telah memanaskan tanah dan atmosfer, menciptakan kondisi yang mendukung pembentukan badai petir.
Berbeda dengan puting beliung, tornado memiliki kecepatan minimal 70 km per jam dan dapat bertahan selama berjam-jam dengan kecepatan mencapai 480 km per jam.
Tornado memiliki skala kekuatan angin yang lebih tinggi dan radius yang lebih luas dibandingkan puting beliung. Karena itu, dampak kerusakannya juga lebih parah.
Ciri kemunculan puting beliung dan tornado
Angin puting beliung dan tornado memiliki perbedaan ciri atau tanda kemunculannya di suatu wilayah. Berikut ciri kedatangan kedua jenis pusaran angin tersebut.
Tanda adanya puting beliung
Dikutip dari Kompas.com, berikut ciri-ciri terjadinya angin puting beliung.
Udara terasa panas dan gerah sejak malam sampai pagi hari
Terbentuk awan kumulonimbus yang berwarna putih dan berlapis-lapis
Terdapat awan warna abu-abu yang menjulang tinggi dengan bentuk seperti bunga kol
Ranting dan dahan pepohonan bergoyang cepat karena angin
Udara sekitar menjadi dingin
Turun hujan lebat secara tiba-tiba
Terdengar sambaran petir cukup keras
Jika satu atau tiga hari berturut-turut tidak ada hujan, meski masih musim hujan, ada kemungkinan hujan deras yang turun pertama kali akan diikuti angin kencang. Angin ini bisa berupa puting beliung ataupun tidak.
Tanda adanya topan
Langit mendadak berubah mendung dan menghitam
Biasanya diawali hujan es di sekitar daerah yang dilanda selama 25 menit
Setelah hujan badai, suasana berubah menjadi lebih tenang tapi suasana langit makin gelap dan menghitam
Awan bergerak cepat dan mengelilingi suatu wilayah
Terdengar suara keras seperti air terjun lalu berubah seperti suara pesawat jet yang sangat keras
Angin tornado biasanya bergerak dari arah barat ke timur laut. Namun, ada pula angin yang bergerak ke arah timur, tenggara, utara, dan barat laut.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]