WahanaNews.co | Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan Indonesia kini dilanda darurat bencana hidrometeorologi.
Hal itu diucapkan langsung oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto.
Baca Juga:
BMKG Wanti-wanti Cuaca Ekstrem Jelang Lebaran
Guswanto mengatakan pola sirkulasi angin yang saat ini berada di wilayah perairan Nusa Tenggara Timur (NTT) disebabkan awan konvektif yang telah bertahan selama 12 jam.
Menurutnya, dalam 24 jam ke depan pola sirkulasi angin tersebut dapat memberikan dampak terhadap kondisi cuaca dan gelombang di wilayah Indonesia, di antaranya hujan sedang sampai lebat disertai kilat, angin kencang yang dapat berdampak pada potensi bencana hidrometeorologi.
Dijelaskan Guswanto berdasarkan pantauan citra satelit cuaca Himawari-8 di wilayah sekitar sistem sirkulasi tersebut terlihat awan konvektif belum terakumulasi dengan baik. Hal itu menyebabkan hujan sedang sampai lebat.
Baca Juga:
BMKG Wanti-wanti Potensi Bencana Hidrometeorologi di Masa Transisi Kemarau
Kata Guswanto hasil analisis angin per lapisan menunjukkan adanya pola sirkulasi pada lapisan lapisan bawah hingga menengah, namun masih cukup melebar.
Data model prediksi BMKG menunjukkan ada pergerakan sistem sirkulasi menuju ke arah Selatan hingga Barat Daya dan menjauhi wilayah Indonesia.
"Sementara itu potensi sistem sirkulasi tersebut untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam periode 24 jam ke depan masih berada dalam kategori rendah dengan potensi peningkatan sirkulasi yang semakin terorganisir untuk periode 72 jam ke depan," ujarnya lewat keterangan tertulis, Rabu (23/2).