WahanaNews.co | Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab angin kencang yang melanda wilayah Jabodetabek siang tadi diakibatkan oleh perubahan dinamika atmosefer di Samudera Hindia.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, mengatakan, adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia mempengaruhi kecepatan angin atau konvergensi di Jawa Barat dan Jabodetabek.
Baca Juga:
Selandia Baru Disapu Angin dan Banjir, Status Darurat Ditetapkan di Beberapa Wilayah
"Berdasarkan Analisis Streamline, terpantau sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat daya Sumatera, Samudra Hindia selatan Bali yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Jawa Barat dan Jabodetabek," katanya, Sabtu (5/3/2022).
Guswanto menambahkan berubahnya konvergensi di wilayah tersebut bisa memicu cuaca ekstrem yang dialami di Jabar dan Jabodetabek siang tadi.
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di daerah konvergensi tersebut," sambungnya.
Baca Juga:
BMKG: Siklon Tropis dan Area Konvergensi Picu Cuaca Ekstrem hingga 1 Mei
Guswanto juga menyebut faktor lain yakni kondisi di wilayah Jawa Barat dan Jabodetabek yang berada pada kategori labilitas kuat.
Kondisi itu dipicu adanya awan konvektif seperti jenis Cumulonimbus yang bergerak dari wilayah Banten mengarah ke Jabodetabek.
"Berdasarkan pantauan citra radar dan citra satelit, kejadian angin kencang di wilayah Jabodetabek tersebut dipicu oleh sistem awan konvektif seperti jenis Cumulonimbus (Cb) yang bergerak dari wilayah barat Banten ke arah timur menuju wilayah Jabodetabek dengan dimensi sistem awan yang memanjang dari utara ke selatan," ucapnya.