WahanaNews.co | Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan, saat iniada lebih dari 9.000 anak di Jakarta menjadi yatim atau yatim piatu karena Covid-19.
"Ada lebih dari 9.000 anak yang orang tuanya meninggal karena Covid-19," kata Anies dalam tayangan bertajuk Bantuan Sosial, Keadilan Sosial #DariPendopo pada akun YouTube pribadinya, dikutip Minggu (13/2/2022).
Baca Juga:
Pakar Sarankan PDIP Tak Usung Anies Baswedan untuk Pilkada Jakarta, Ini Alasannya
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kemudian menganggarkan bantuan kepada 9.000 anak tersebut berupa uang senilai Rp300 ribu per bulan untuk anak berusia di bawah 18 tahun atau remaja berusia 18-22 tahun.
"Jadi intinya kami berharap mampu membantu mereka yang masih dalam fase belajar," katanya.
Menurut Anies, alasan Pemprov DKI Jakarta bisa mengetahui angka tersebut juga dapat memberikan bantuan kepada anak-anak yang membutuhkan adalah karena pihaknya selalu transparan dengan data terkait Covid-19 di Jakarta.
Baca Juga:
Babinsa Terus Motivasi Petani Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan
"Jika dulu kami tidak terbuka dengan data, maka kita tidak akan tahu berapa jumlah anak yang ditinggal orang tuanya karena Covid-19," ujarnya.
Anies bercerita, sejak awal pandemi Covid-19, ia meminta seluruh jajarannya untuk menyampaikan data kepada publik apa adanya dan transparan.
Namun, karena terjadi lonjakan yang signifikan pada angka kematian Covid-19, banyak yang menuding Jakarta melebih-lebihkan angka kematin Covid-19.
"Pada waktu itu sebagian menyampaikan Jakarta melebih-lebihkan, membesar-besarkan, menakut-nakuti, sekarang kita sudah jalan dua tahun, nggak ada yang kita takut-takuti, itu fakta bahwa ada problem besar yang sedang mengancam kota kita," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Lebih lanjut Anies menegaskan, Pemprov DKI Jakarta tidak pernah menutupi angka kematian akibat Covid-19. Pihaknya mencatat dengan lengkap data atas pelayanan kematian di Jakarta.
"Fakta kita sampaikan apa adanya dan data kematian tidak pernah kita tutup-tutupi, kita melaporkan antara yang sudah dites sehingga bisa dinyatakan Covid maupun yang oleh dokter didiagnosa Covid tapi belum ada laboratorium," tandas Anies. [qnt]