WahanaNews.co | Direktur
Pusat Reduksi Risiko Bencana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT),
M. Ilyas, memastikan buoy dapat beroperasi baik dengan setelah BMKG mewaspadai
potensi gempa-tsunami di pesisir selatan Jawa Timur.
Baca Juga:
Berdampak ke Jepang dan Filipina, Gempa M 7,5 Guncang Taiwan
Ilyas memastikan buoy yang dipasang di Malang beroperasi
dengan baik setelah gempa magnitudo 5,9 mengguncang sebagian wilayah Jawa
Timur, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta pada Jumat (21/5) malam.
"Waktu kemarin buoy kami sempat merespons. Ada
istilahnya alert mode, memberi tahu ada gempa, kemudian ada pergerakan dengan
sensor kami, tapi tapi sama seperti kasus di Selatan Banten, hanya kasih tahu
ada gempa," ujar Ilyas kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (5/6) pagi.
Ia kemudian berkata, "Sekarang belum ada data lagi yang
masuk, tapi (gempa yang lalu) masih kecil kekuatannya. Kalau sudah di atas 7
yang kami takutkan dangkal, selain gempa potensi tsunaminya yang kami
takutkan."
Baca Juga:
BMKG Buka Suara Penyebab Gempa M 6,0 Guncang Tuban 22 Maret
Lebih lanjut, Ilyas mengatakan bahwa BPPT memasang teknologi
buoy untuk membantu BMKG supaya bisa memberi tahu masyarakat mengenai potensi
tsunami.
Dengan demikian,BMKG tidak perlu menunggu tsunami datang,
baru memberikan informasi kepada masyarakat.
Ilyas menjelaskan bahwa ketika gempa terjadi dan ada
indikasi terjadi tsunami, buoy yang ditempatkan di titik terdekat sudah bisa
memberikan informasi.
"Jadi BMKG bisa memberikan waktu cukup lama buat
masyarakat mencari tempat aman. Ini upaya meningkatkan sistem early warning,
meskipun BMKG sudah punya dari seismograf," kata Ilyas.
"Jadi, jika ada gempa, langsung masuk ke model lalu
diprediksi ada potensi [tsunami] tidak. Dengan buoy, bisa langsung
memverifikasi ada tsunami atau tidak kalau gempa terjadi di dekat buoy."
Sebelumnya, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan
bahwa berdasarkan hasil analisis BMKG, seluruh pesisir Jatim berpotensi
diterjang tsunami apabila ada gempa besar.
BMKG bahkan memperingatkan potensi gempa bumi dengan
magnitudo di atas 7 dan tsunami hingga 29 meter di pesisir selatan Jawa Timur.
"Hasil analisis kami untuk wilayah Jatim, seluruh
pesisir itu potensinya, tinggi maksimum 26-29 meter di Kabupaten Trenggalek.
Itu tinggi maksimum. Waktu tiba tercepat 20-24 menit di Kabupaten Blitar,"
ujarnya dalam webinar di saluran YouTube InfoBMKG. [dhn]