WahanaNews.co | Banjir yang menerjang Desa Long Pada, Kecamatan Sungai Tubu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, merusak sejumlah bangunan. Peristiwa tersebut berlangsung sekitar pukul 04.00 WITA, Senin(2/5) dini hari.
"Tidak ada korban jiwa atau pun warga yang mengungsi saat banjir terjadi," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam pesan singkat, Selasa (3/5).
Baca Juga:
16 Desa di Aceh Barat Terendam Banjir, Air Capai 50 Sentimeter
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malinau melaporkan 49 KK atau 290 warga desa terdampak banjir yang telah surut pada malam ini.
Dampak banjir antara lain rumah warga terendam 26 unit, rumah rusak sedang 8 unit, rumah dinas desa rusak berat 1 unit, fasilitas pendidikan rusak berat 3 unit dan perahu hanyut 2 unit.
Abdul menuturkan BPBD setempat telah berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan untuk pendataan dampak banjir tersebut. Di samping itu, personel memberikan imbauan kepada warga yang berada di bantaran sungai atau dataran rendah untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi banjir susulan.
Baca Juga:
BPBA Lapor Dua Desa di Aceh Jaya Terendam Banjir Setinggi 1,2 Meter
"Menghadapi banjir di Kawasan ini, BPBD bersama TNI, Polri serta aparat desa dan kecamatan bersiaga untuk upaya penanganan darurat," bebernya.
Berdasarkan prakiraan cuaca pada hari ini dan esok, Selasa (3/5), Kecamatan Sungai Tubu masih berpeluang hujan ringan hingga hujan petir. Sementara itu, analisis inaRISK mengidentifikasi sebanyak 13 kecamatan di kabupaten ini berpotensi banjir dengan kategori sedang hingga tinggi.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap siaga terhadap potensi banjir susulan. Langkah petugas BPBD yang menginformasikan warga bantaran untuk waspada sudah tepat, khususnya mengantisipasi banjir kiriman dari hulu.
Sementara itu, rencana kesiapsiagaan keluarga seperti identifikasi rute evakuasi atau tempat evakuasi sementara dapat diupayakan sejak dini. Di samping itu, setiap keluarga dapat mempersiapkan tas siaga bencana dengan barang-barang yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap keluarga.
"Upaya lain yang dapat dilakukan yaitu menjalin koordinasi dan komunikasi terkait potensi hujan antara aparat desa atau kecamatan di kawasan hulu maupun aparat di wilayah Sungai Tubu," ungkapnya. [qnt]