WahanaNews.co
| Bandara Jenderal Besar Soedirman di
Purbalingga, Jawa Tengah, disiapkan untuk dioperasikan pada awal Juni 2021.
Sejumlah
aspek administrasi sudah disiapkan, antara lain diterbitkannya Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 98 Tahun 2021 tertanggal 22 April
2021, yang menetapkan secara resmi bahwa pengelolaan Bandara Jenderal Besar
Soedirman berada di bawah PT Angkasa Pura II (Persero).
Baca Juga:
Pemkab Purbalingga Dukung IKM Kembangkan Knalpot Tanpa Kebisingan di Jawa Tengah
"Surat
keputusan tersebut menyatakan bahwa bandara yang dikelola AP II total berjumlah
20 bandara, ada penambahan 1 bandara, yaitu Bandara Jenderal Besar Soedirman.
Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan keputusan Kementerian
Perhubungan yang menetapkan AP II selaku pengelola 20 bandara di Indonesia,"
ujar President Director AP II, Muhammad Awaluddin.
Kementerian
Perhubungan juga telah menerbitkan Sertifikat Bandara Udara No:
0163/SBU-DBU/IV/2021 bagi Bandara Jenderal Besar Soedirman.
Dokumen
mandatori lainnya pun sudah disusun dan disetujui.
Baca Juga:
Warga Desa Onje Merayakan Sholat Idul Fitri Setelah Aboge Baru
"Dokumen
mandatori tersebut adalah Airport Security Programme, Aerodrome
Manual, Emergency Plan Document, Safety Management System Manual,
Safety Risk Assessment, dan SOP Airside Operation," papar
Muhammad Awaluddin.
Dalam
rangka persiapan operasional, Muhammad Awaluddin juga telah melakukan pertemuan
dan koordinasi dengan Panglima Komando Operasi TNI AU II, Marsda TNI Minggit
Tribowo.
Bandara
Jenderal Besar Soedirman sendiri merupakan bandara penunjang penerbangan bagi
wilayah sekitar, antara lain Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga,
Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Pemalang,
dan Kabupaten Wonosobo.
"Penerbangan
komersial di wilayah kabupaten dan kota tersebut dibuka perdana dengan adanya
Bandara Jenderal Besar Soedirman. Dengan kata lain, bandara ini merupakan
pelopor konektivitas penerbangan komersial di wilayah tersebut," ungkap
Muhammad Awaluddin.
Aspek
Operasional
Sebagai
bagian dari persiapan aspek operasional, AP II tuntas membangun fasilitas sisi
udara (airside), meliputi runway berdimensi 1.600 x 30 meter
untuk mengakomodir penerbangan pesawat propeller ATR 72- 600 dan sejenis, apron
seluas 69 x 103 meter dan taxiway dengan lebar 15 meter.
"Setelah
pembangunan tuntas 100%, dilakukan proving flight oleh Kemenhub dan
Citilink, yang berjalan dengan lancar dan sukses," ujar Muhammad Awaluddin.
Untuk
sisi darat (landside), sudah diselesaikan pembangunan terminal penumpang
dalam rangka minimum operation.
Personel
Bandara
Muhammad
Awaluddin menuturkan, personel AP II siap mendukung operasional bandara, antara
lain dari unit Aviation Security (Avsec), Apron Movement Control
(AMC), dan Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF) sudah siap, di
samping personel administrasi dan maintenance yang juga sudah siap.
Stakeholders
lain yang dipastikan mendukung operasional bandara, antara lain ground
handling, Pertamina, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan (KKP
Kemenkes), BMKG, AirNav Indonesia, serta maskapai Citilink, hingga penyedia
transportasi moda darat.
"Citilink
menyambut positif dan mendukung rencana operasional penerbangan komersial di
Bandara Jenderal Besar Soedirman," ujar Direktur Utama Citilink, Juliandra
Nurtjahjo.
Direktur
Utama AirNav Indonesia, M Pramintohadi Sukarno, menyatakan kesiapan AirNav
Indonesia.
"Kami
sudah menyiapkan prosedur, SDM dan safety assesment untuk layanan
navigasi bandara ini. Semuanya baik dan siap mendukung pengoperasian Bandara
Jenderal Besar Soedirman, yang rencana dioperasikan pada awal Juni 2021,"
katanya.
Pada
1 April lalu, saat uji coba pendaratan pesawat Citilink ATR 72-600, telah
diterapkan prosedur pendaratan berbasis PBN (Perfomance Based Navigation).
AirNav
Indonesia berharap, pengoperasian bandara ini dapat mendukung pertumbuhan
penerbangan di Selatan Jawa dan berdampak terhadap perekonomian masyarakat.
Pendukung
Konektivitas Udara
Muhammad
Awaluddin menuturkan, di Pulau Jawa, trafik penerbangan lebih banyak di wilayah
utara.
Lokasi
Bandara Jenderal Besar Soedirman yang lebih ke selatan dapat mendorong
pertumbuhan trafik di selatan.
AP
II mendorong adanya rute penerbangan di wilayah selatan yang transit di setiap
kota, dari barat hingga timur Jawa.
"Misalnya,
rute dari Bandara Halim Perdanakusuma [Jakarta] - Bandara Husein Sastranegara
[Bandung] - Bandara Jenderal Besar Soedirman [Purbalingga] - Bandara
Banyuwangi. Rute yang seperti sebuah 'tol udara' ini memungkinkan, apalagi
seluruh bandara tersebut dikelola oleh AP II," ujar Muhammad Awaluddin.
Adapun
untuk penerbangan sebaliknya dapat melalui wilayah utara, semisal Banyuwangi -
Surabaya - Semarang - Bandung - Jakarta. [dhn]