WahanaNews.co | Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar simulasi tsunami atau tsunami driil di Desa Panggarangan Kecamatan Panggarangan Kabupaten Lebak Provinsi Banten guna memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk mengantisipasi apabila terjadi gempa dan tsunami.
"Kegiatan simulasi tsunami melibatkan Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS) dan masyarakat Desa Panggarangan," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya di Lebak, Minggu.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Pelaksanaan simulasi tsunami melibatkan lebih dari 200 warga Desa Panggarangan Kabupaten Lebak yang sebagian besar pesertanya dari kelompok rentan, seperti anak-anak, disabilitas, ibu hamil dan lansia.
Simulasi tsunami itu dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia antara lain masyarakat siaga tsunami Desa Panggarangan, Tambakrejo, Glagah, Kemadang, Tanjung Benoa, Pangandaran, Kuta Mandalika, Purus dan Lolong Belanti.
BMKG melaksanakan simulasi tsunami itu untuk melatih masyarakat mempersiapkan diri menghadapi ancaman tsunami yang berpotensi di wilayah pesisir pantai selatan Banten.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
"Kami mengapresiasi pelaksanaan simulasi tsunami itu berjalan lancar," katanya.
Ketua Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS) Anis Faisal Reza mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di wilayah Desa Panggarangan, di mana potensi gempa besar megathrust dan tsunami yang mengancam wilayah selatan Banten.
Pelibatan kelompok rentan dalam "Tsunami Fun Drill" juga merupakan bagian dari usaha GMLS untuk menginklusikan semua kelompok masyarakat di Desa Panggarangan.
“Harapannya, seluruh kelompok masyarakat dapat siap menghadapi bahaya gempa dan tsunami yang mungkin terjadi di wilayah ini,” kata Anis.
Sementara itu, pengamat Meteorologi dan Geofisika BMKG Admiral Musa Julius menyatakan kegiatan simulasi tsunami di Desa Panggarangan ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan agar proses evakuasi bisa lebih baik, seperti jalan yang cukup berbatu dan berpotensi menghambat proses evakuasi.
“Jalan berbatu ini berpotensi menyebabkan pelintas terjatuh atau terpeleset, apalagi cukup banyak masyarakat yang merupakan kelompok rentan di jalur evakuasi tersebut,” kata Admiral.
Kegiatan simulasi tsunami juga didukung GMLS dan berbagai lapisan masyarakat seperti Aparatur Desa, Gerakan Masyarakat (Germas) Desa, Polsek Panggarangan, TNI AD, TNI AL, SDN 3 Panggarangan, SKH Purnama, serta kolaborator dari GMLS, yakni BSI Maslahat, RAPI, Kidzsmile Foundation, UMN, PMI Kecamatan Bayah dan IOF, demikian dilansir dari ANTARA, Minggu (6/11/2022). [JP]