WahanaNews.co | Rektor
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof Mohammad Nasih mengungkapkan bahwa
Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Unair saat ini mengalami lonjakan pasien cukup
signifikan.
Jika ini terus berlanjut, maka dikhawatirkan para tenaga
kesehatan akan mengalami kewalahan.
Baca Juga:
Kasus Covid RI Melonjak, Ternyata Ini Penyebabnya
Nasih menyebutkan kenaikan keterisian di RS Unair sebagai
dampak dari meningkatnya kasus positif Covid-19 di Bangkalan, Madura.
Penambahan pasien, kata dia, bahkan mencapai dua kali lipat dalam sepekan
terakhir.
"Ada peningkatan di RSKI sebelumnya hanya 20 sekarang
sudah 40 sekian, 50 lebih, ini menandakan ada peningkatan yang tajam,"
kata Nasih, Selasa (15/6).
Di RSKI, ada total 100 lebih bed, namun sebanyak 50-60
persennya telah terisi oleh pasien. Jika ini terus dibiarkan, dan bertambah,
maka para tenaga kesehatan diprediksi akan mengalami kewalahan.
Baca Juga:
Perhimpunan Ahli Epidemiolog Sebut RI Belum Siap Masuk Endemi
"Kalau kami ada bed 100 lebih, sekarang ada di 50-60
persen, ini kalau terus bertambah ya kewalahan lagi," katanya.
Dia pun meminta pemerintah segera mengambil langkah cepat
untuk mengantisipasi membludaknya kapasitas rumah sakit. Yakni dengan menambah
fasilitas kesehatan untuk isolasi pasien asal Bangkalan.
"Mumpung belum kewalahan," ucapnya.
Melonjaknya kasus positif virus corona di Bangkalan ini juga
membuat bed occupancy rate (BOR) isolasi dan ICU sejumlah rumah sakit rujukan
Covid-19 di Surabaya mengalami lonjakan signifikan.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febridhitya Prajatara
mengatakan saat ini BOR isolasi di Surabaya 53 persen. Sedangkan, BOR ICU saat
ini tercatat telah terisi sebanyak 63 persen.
"Hari ini BOR kamar biasa 53 persen, terjadi
peningkatan sekitar 32 persen. Kemudian ICU juga ada kenaikan sekitar 20
persen, jadi posisi ICU di rumah sakit rujukan Covid-19 sekarang 63
persen," kata Febri, Senin (14/6).
Salah satu yang mengalami lonjakan adalah Rumah Sakit
Lapangan Indrapura (RSLI). Per 14 Juni, dari total 400 bed kapasitas RSLI, yang
telah terisi sebanyak 363. Rinciannya 65 dari kelompok pekerja migran Indonesia
(PMI), 189 klaster Madura, 12 klaster Pondok, dan 97 klaster Umum. [qnt]