WahanaNews.co | Sejak hari pertama mengungsi pada Jumat (25/2/2022) kemarin, sejumlah pengungsi korban gempa Pasaman Barat, Sumatera Barat mengeluh belum menerima bantuan pakaian ganti dan selimut.
Akibatnya, beberapa pengungsi yang berada di halaman kediaman dinas bupati Pasaman Barat, mulai mengeluh kedinginan dan demam, Minggu (27/2) sekitar pukul 09.00 WIB.
Baca Juga:
Korban Gempa Myanmar Bertambah Jadi 1.644 Orang, 139 Masih Hilang
Salah satu pengungsi yang berasal dari Jorong Timbo Abu, Iser, mengaku, kondisi tenda darurat yang padat dan dingin membuat tubuhnya mengalami sakit demam.
"Disini (di dalam tenda) kita ada 184 orang, kalau makan sudah dapat, tapi selimut saya belum," jelasnya, kemarin.
Ia mengatakan permintaan agar memperoleh selimut sudah lebih dari dua kali ia sampaikan, namun tak kunjung mendapat respons bantuan.
Baca Juga:
Gempa Myanmar: Terjebak 30 Jam di Bawah Reruntuhan, Perempuan di Mandalay Selamat
"Sudah dua kali diminta, tapi belum datang-datang, pengungsi yang lain sebagian ada yang sudah dapat," katanya.
Pengungsi lainnya, Noli Karmina (32) mengeluhkan hal yang sama. Noli datang ke tenda pengungsian bersama ibu dan empat orang anaknya. Dari empat anaknya itu, terdapat satu anak penyandang disabilitas, dan dua anak kembar berusia dua tahun lebih.
Ia mengaku belum memperoleh selimut dan bantuan baju untuk dia dan anak-anaknya. Ibunya kini mengalami demam karena kekurangan pakaian hangat.