Kehilangan dana membuat dapur MBG yang baru berjalan sepuluh hari terpaksa berhenti produksi seluruh makanan untuk anak sekolah, menyebabkan 53 pekerja dirumahkan dan sekitar 3.500 pelajar mulai dari SD hingga SMA/SMK kehilangan pasokan harian santapan bergizi.
“Tentu kami kecewa karena tidak bisa beroperasi, harusnya hari ini kan belanja, tapi karena dana habis terkuras oleh penipuan, semua berhenti,” ujar Hendrik yang menegaskan bahwa dampak sosialnya sangat besar bagi ribuan siswa penerima manfaat.
Baca Juga:
Ribuan Usulan SPPG Dihapus, BGN Tegaskan Hanya Mitra Serius yang Akan Lolos
SPPG kemudian melaporkan kasus tersebut ke Badan Gizi Nasional (BGN) dan diteruskan ke Bareskrim Polri untuk diusut, sambil berharap ada solusi cepat dari pemerintah agar layanan makanan bergizi tidak berhenti terlalu lama demi keberlangsungan kesehatan siswa sekolah, terutama dari keluarga rentan.
“Sudah lapor juga ke BGN dan hari ini saya masih di Bareskrim Polri, mudah-mudahan bisa segera ada solusi buat permasalahan ini,” ucap Hendrik yang mengonfirmasi bahwa dapur kini berhenti total dan berharap pemerintah menyediakan pendanaan darurat agar produksi makanan dapat berjalan kembali.
Untuk saat ini, seluruh operasional MBG Pangauban dihentikan penuh dan tidak ada belanja bahan makanan, sementara pihak pengelola menunggu keputusan lanjutan dari pemerintah pusat apakah ada bantuan dana segera atau mekanisme pemulihan lain.
Baca Juga:
Luhut Warning BGN: Jangan Jadikan MBG Proyek Formalitas Tanpa Dampak Ekonomi
“Untuk sementara dapur tidak bisa beroperasi karena memang tidak ada dana lagi, kami berharap ada bantuan agar kegiatan bisa dimulai kembali,” tutup Hendrik.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.