Dinkes Kota Batu pun berupaya meminimalisir persebaran seiring tingginya kasus DBD.
Pemkot Batu meningkatkan koordinasi RS agar pendataan kasus bisa dilakukan sedini dan seakurat mungkin.
Baca Juga:
Kemenkes Minta Masyarakat Waspadai DBD dan HFMD Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran
Laporan tersebut segera disampaikan ke Dinkes untuk selanjutkan dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE).
"PE dilakukan sebagai upaya memutus rantai penyebaran kasus DBD dengan meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Selain itu Puskesmas secara berkala juga melakukan pemantauan jentik bersama kader jumantik di tiap Desa/Kelurahan se-Kota Batu," terangnya.
Pihaknya juga menggencarkan sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), yakni menguras tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.
Baca Juga:
Kemenkes Catat 38.462 Kasus DBD, 316 Orang Meninggal
Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya.
Serta memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah.
Pasalnya, nyamuk aedes aegypti bertelur di genangan air bersih.