WahanaNews.co | Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali dilanda banjir lahar dingin sejak Jumat (13/11) kemarin. Akibatnya, akses jalan utama yang menghubungkan tiga desa di Kecamatan Ile Ape dan satu desa di Kecamatan Ile Ape Timur putus.
Akses jalan ke empat desa yang terputus adalah, Tanjung Batu, Amakaka dan desa Napasabok di kecamatan Ile Ape, serta desa Jontona di Kecamatan Ile Ape Timur.
Baca Juga:
16 Desa di Aceh Barat Terendam Banjir, Air Capai 50 Sentimeter
Banjir lahar dingin terjadi sekitar pukul 11.15 Wita, pasca-hujan deras mengguyur dua kecamatan tersebut. Menurut warga setempat, banjir lahar dingin itu terjadi akibat hujan deras di puncak Gunung Api Ile Lewotolok.
"Hujan lebat di gunung sejak tadi malam sampai tadi pagi," kata warga desa Napasabok, Goris Nimanuho.
Menurutnya, saat ini akses jalan dari dan ke beberapa desa di Ile Ape dan Ile Ape Timur, bahkan ke Kota Lewoleba pun menjadi terhambat.
Baca Juga:
BPBA Lapor Dua Desa di Aceh Jaya Terendam Banjir Setinggi 1,2 Meter
Dia meminta pemerintah mengambil tindakan serius untuk membangun jembatan darurat dalam waktu dekat, kalau tidak warga dua kecamatan itu bisa terisolasi.
"Sekarang warga sedang kerja untuk angkat batu supaya kendaraan yang lewat bisa aman," ujar Goris.
Akibat banjir lahar dingin ini pun membuat sebagian warga panik dan takut, bahkan ada yang mengungsi.
Kepala desa terpilih desa Amakaka, Ambo Langobelen meminta agar pemerintah kabupaten Lembata harus membangun jembatan untuk mempermudah akses transportasi, mengingat jalan itu merupakan satu-satunya akses penghubung untuk semua desa di Ile Ape dan Ile Ape Timur.
"Itu satu-satunya jalan utama, jadi kalau seperti ini maka mau tidak mau harus ada jembatan," ungkap Ambo.
Ambo berharap pemerintah daerah melalui dinas teknis seperti PUPR dan BPBD bisa segera bertindak mencari jalan keluar, sebab potensi banjir lahar dingin dan faktor ikutan lainnya pun dipastikan masih bisa terjadi. [qnt]