WahanaNews.co | Lonjakan
kasus positif COVID-19 di Kabupaten Bandung Barat (KBB) usai libur Lebaran bermunculan
dari klaster keluarga. Hal itu yang menjadi salah satu penyebab KBB kembali masuk
ke dalam zona merah penyebaran tinggi COVID-19.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Kepala Dinas Kesehatan KBB, Eisenhower Sitanggang
menuturkan, berdasarkan tracing dan penelusuran yang dilakukan dalam sepekan
terakhir klaster keluarga memang mendominasi. Hal itu imbas dari mobilitas dan
aktivitas warga yang tinggi pada libur Lebaran lalu.
"Selama dua pekan usai libur Lebaran kasus COVID-19 di
KBB naik terutama dari klaster keluarga. Makanya berdasarkan data COVID-19 per
tanggal 7-13 Juni 2021, KBB ada di zona merah," terangnya,
Seperti kasus positif COVID-19 yang muncul di Kampung
Ciburial, Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, itu juga awalnya dari klaster
keluarga. Sampai sekarang jumlah yang terpaparnya justru bertambah banyak.
Terakhir ada 89 warga yang terpapar dan satu di antaranya dengan gejala.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
"Kasus klaster di Cibogo terus bertambah. Lembang
memang paling banyak kemunculan kasusnya dari Cibogo, diikuti Kecamatan
Padalarang dan Ngamprah," sebutnya.
Sebagai antisipasi banyaknya pasien yang harus isolasi
dirujuk dan dirawat di rumah sakit, Dinkes KBB telah menambah bed di tiga RSUD
yang jadi rujukan pasien COVID-19. RSUD Lembang ditambah 10 bed jadi 30 bed
COVID-19 dan ICU 5 bed, RSUD Cililin menjadi 35 bed, untuk RSUD Cikalongwetan dari
20 menjadi 35 bed.
Untuk bisa menampung lonjakan kasus, rumah sakit melakukan
skema pergeseran bed pasien pelayanan umum. Sehingga untuk sementara rumah
sakit terpaksa mengurangi pelayanan pasien umum demi bisa merawat pasien
COVID-19. Termasuk dengan penambahan tempat tidur perawatan.