WahanaNews.co | PT Bungasari Flour Mills Indonesia (Bungasari) meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap guna mendukung operasional pabrik di Medan.
PLTS Atap Bungasari Medan berkapasitas 2.4 megawatt-peak ini adalah satu di antara tiga proyek “Bungasari Hijau untuk Negeri” yang berorientasikan pada transisi energi baru terbarukan.
Baca Juga:
Pegang Indikasi Kuota Awal Pasang, Kementerian ESDM dan PLN Antisipasi Masuknya Daya Listrik Intermiten dari PLTS Atap
“Bungasari mendukung upaya pemerintah menuju pencapaian target nol emisi pada 2060 dengan mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT) sebagai sumber pasokan energi. Pengoperasian PLTS Atap Bungasari Medan merupakan salah satu langkah perusahaan dalam pemanfaatan EBT,” ujar Presiden Direktur PT Bungasari Flour Mills Indonesia Budianto Wijaya dalam keterangannya, Rabu (23/11).
PLTS Atap tercatat sebagai yang terbesar di Sumut hingga saat ini dan terbesar pada kategori pabrik terigu di Indonesia, sekaligus menjadikan Bungasari selaku salah satu pelopor pembangunan PLTS Atap pabrik tepung terigu di Tanah Air.
Pada kesempatan yang sama juga diresmikan dua proyek yang lain dalam rangkaian “Bungasari Hijau untuk Negeri”, yakni instalasi Absorption Chilller yang berorientasikan pada program Waste Heat Conversion serta proses Sertifikasi Industri Hijau yang berorientasi ramah lingkungan, di pabrik Bungasari di Cilegon, Banten.
Baca Juga:
Pasang PLTS Atap Ada Sistem Kuota, Ini Tujuannya
“Untuk pabrik di Cilegon, Banten, Bungasari memiliki sejumlah proyek industri ramah lingkungan melalui program Waste Heat Conversion dan proses Sertifikasi Industri Hijau yang merupakan program dari Kementerian Perindustrian yang mengarahkan perusahaan agar lebih efisien dalam menggunakan sumber daya alam, bahan baku, energi, dan air,” imbuh Budianto.
Turut hadir dalam rangkaian acara peresmian dan peluncuran “Bungasari Hijau Untuk Negeri” pada PLTS Atap Bungasari Medan ini, Presiden Komisaris PT Bungasari Flour Mills Indonesia Grant Lutz, Owner dan Founder FKS Group Edy Kusuma , Managing Director Malaya Flour Mills Teh Wee Chye, Director Toyota Tshuso Shigeharu Kato, Wakil Bupati Deli Serdang HM Ali Yusuf Siregar, dan Kepala Bidang ESDM Sumut Neftiana Awalia Sitepu.
Peresmian dan peluncuran ditandai dengan penekanan tombol digital secara serempak pada Selasa (22/11) pagi di pabrik Bungasari di Kawasan Industri Medan 4, Medan, Sumut.
Dengan beroperasinya proyek PLTS atap ini, Bungasari akan memproduksi sendiri energi listrik untuk kebutuhan pabriknya di Medan, dengan sumber tenaga surya sebesar 2.940.819 kilowatt-hour (kWh) per tahun atau setara dengan penghematan pengeluaran hingga Rp3 milyar per tahun.
Produksi energi listrik bersih tersebut juga setara dengan pengurangan karbon dioksida sejumlah 68.668.113 kg atau konsumsi listrik untuk 46,969 rumah atau green house gas (22.261.996 liter).
Selain menjalankan program EBT, Bungasari juga melakukan pemanfaatan energi gas buang yang bersumber dari gas engine di pabrik Cilegon. Proyek ini akan memberikan manfaat penghematan energi listrik sejumlah 824.000 kWh per tahun atau kira-kira setara dengan jejak karbon (carbon foot-print) sejumlah 570 ton karbon dioksida per tahun.
Bagi Bungasari, program-program ini semakin mengukuhkan komitmennya terhadap pembangunan masa depan hijau dan berperspektif iklim.
“Di sisi lain, melalui pemanfaatan gas buang selama setahun, Bungasari dapat menghemat mencapai Rp 3,15 miliar,” demikian Budianto. [ast]