WahanaNews.co | Mantan Bupati Klaten, Jawa Tengah, Sri Hartini, dikabarkan meninggal
dunia saat menjalani masa hukuman akibat kasus korupsi di Rutan Solo.
Kepala Pengamanan Rutan Solo, Bachtiar
Oktaffiandi, mewakili Kepala Rutan, Urip Dharma Yoga, mengatakan, ada banyak orang yang menanyakan benar-tidaknya
kabar tersebut.
Baca Juga:
Kominfo RI Perluas Jaringan Internet di Lima Desa Lereng Gunung Merapi
Bachtiar memastikan, kabar tersebut tidak benar.
Menurutnya, mantan Bupati Klaten, Sri
Hartini, dalam keadan sehat di Rutan Solo.
Ia mengonfirmasi, sempat mendengar kabar itu, dan
bahkan banyak yang meminta konfirmasi kabar itu ke Rutan Solo.
Baca Juga:
Cerita Penjual Tahu Bakso di Klaten Bisa Naik Haji, Setelah 10 Tahun Menabung
"Kabar itu tidak benar, yang
bersangkutan sehat-sehat. Kemarin sempat berbincang juga," paparnya kepada
wartawan di Rutan Solo, Minggu (11/7/2021).
Menurutnya, saat mulai mendapat
pertanyaan mengenai kondisi Sri Hartini, petugas Rutan Solo langsung
menyelidikinya.
Setelah dilakukan penelurusan, ternyata kabar meninggalnya mantan Bupati Klaten, Sri Hartini, itu berawal
dari Warga Binaan Pemasyarakatan
(WBP) Klaten dengan nama sama yang meninggal belum lama ini.
Kesamaan nama itu membuat orang
mengaitkan dengan eks Bupati Klaten, yang juga tengah menjalani hukuman
akibat korupsi.
"Beliau [Sri Hartini] sudah
menghubungi keluarga untuk mengonfirmasi menggunakan layanan wartel Rutan Solo.
Layanan kunjungan kan masih tutup, saat
mengonfirmasi juga kami dampingi," imbuhnya.
Menurutnya, eks Bupati Klaten, Sri Hartini, merupakan WBP limpahan dari Lapas
Khusus Wanita Semarang.
Ia tersandung kasus korupsi, dan pindah ke Rutan Solo sejak 31 Desember 2018.
Tanggapan DPC PDIP Klaten
Sementara itu, Wakil Sekretaris DPC
PDIP Klaten, Arif Nugroho, juga mengaku mendapat pertanyaan serupa, termasuk dari pengurus DPC PDIP sendiri, tentang
kabar mantan Bupati Klaten, Sri Hartini,
meninggal.
Ia mengatakan, memang
ada warga Delanggu, bernama Sri Hartini, yang meninggal dunia pada Kamis (8/7/2021).
Warga Delanggu ini kebetulan merupakan
kerabat dari Ketua PAC PDIP Delanggu, Hantoro.
Arif mengatakan, sebagai bentuk rasa bela sungkawa, pengurus
DPC PDIP Klaten mengirim karangan bunga untuk Sri Hartini.
Namun, Arif menegaskan, nama Sri Hartini yang meninggal dunia beberapa hari lalu itu
bukan warga binaan LP Klaten.
"Beliau sempat dirawat di RSU PKU
Delanggu. Memang banyak yang menanyakan soal itu [rumor mantan Bupati Sri
Hartini meninggal], bahkan dari pengurus DPC sendiri,"
kata Arif. [dhn]