WahanaNews.co | Suasana di kawasan Jalan Taman Royal, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, pada Kamis (7/10/2021) siang, seketika ramai oleh warga sekitar yang berkumpul.
Mereka digegerkan dengan adanya kematian sejumlah orang di dalam gorong-gorong kawasan itu.
Baca Juga:
Aksi Arogansi di SCBD: Polda Metro Jaya Minta Maaf ke Lachlan Gibson, Siap Evaluasi Total
Semula, tiga orang yang ditemukan itu dikabarkan tewas diduga karena tersetrum listrik.
Namun, belakangan diketahui, mereka tewas karena diduga menghirup gas beracun.
Polisi yang mendapatkan informasi itu kemudian datang dan memberikan garis polisi untuk mengantisipasi warga mendekat.
Baca Juga:
3 Buronan Kasus Judi Online Komdigi Ditangkap Polda Metro Jaya
Berdasarkan informasi yang didapat, tiga korban itu berinisial F alias A (33), UK (42), dan APP (20).
F merupakan tukang angkat galon, sedangkan UK dan APP merupakan pegawai.
Sedangkan dua orang lain yang turut ditemukan identitasnya masih belum diketahui.
Kronologi
Seorang warga bernama Suryati menceritakan, awalnya seorang korban terjatuh ke lubang berisi kabel-kabel listrik serta saluran air.
Karena korban itu tak kunjung keluar, korban lain ingin membantu dan turut masuk ke lubang itu.
"Tapi dua orang itu enggak keluar-keluar juga, terus ada satu tukang galon yang tahu. Terus dia ikut masuk juga ke lubangnya," ucap Suryati, saat ditemui wartawan di TKP, Kamis (7/10/2021).
Saat korban terakhir masuk, dia juga tak kunjung keluar.
Setelah tak kunjung keluar, warga sekitar langsung memeriksa lubang dan mengeluarkan mereka.
Pegawai Telkom
Polisi yang menyelidiki peristiwa ini mendapatkan fakta-fakta baru mengenai identitas hingga dugaan penyebab kematian para korban di gorong-gorong.
Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Deonijiu de Fatima, mengatakan, dari lima korban yang ditemukan, tiga di antaranya merupakan pegawai PT Telkom Indonesia, sedangkan dua orang lain adalah warga.
"Dari kelima korban ini, ya memang tiga korban dari karyawan Telkom. Kemudian, dua dari masyarakat," paparnya, dalam rekaman suara yang diterima, Jumat (8/10/2021).
Polisi pun berencana memanggil pihak PT Telkom Indonesia untuk memintai keterangan terkait pekerjaan yang dilakukan oleh tiga korban karyawannya di gorong-gorong itu.
Peristiwa itu terjadi diduga karena faktor kelalaian yang mengancam keselamatan kerja karyawannya.
Bahkan, karena kelalaian itu, dua korban dari golongan masyarakat turut meninggal.
"Dari peristiwa yang kemarin telah terjadi mengakibatkan meninggalnya lima orang akibat dari kelalaian yang tidak memperhatikan keselamatan kerja oleh pihak pekerja," urai Deonijiu.
Namun, masih belum dapat dipastikan apakah kelalaian yang terjadi disebabkan oleh PT Telkom Indonesia atau pihak lain.
Murni Kecelakaan Kerja
Manager Shared Service Telkom Akses Witel Tangerang, Armunanto, saat dikonfirmasi wartawan mengungkapkan, meninggalnya ketiga orang pegawai itu merupakan kecelakaan kerja.
"Peristiwa tersebut murni kecelakaan kerja," kata dia, melalui keterangannya.
Armunanto menjelaskan, ketiga korban merupakan karyawan mitra perusahaan PT Telkom Akses yang merupakan anak perusahaan PT Telkom Indonesia.
Saat itu, ketiganya tengah memperbaiki manhole di gorong-gorong di Jalan Taman Royal itu.
"Kami manajemen PT Telkom Akses menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya tiga orang karyawan mitra kerja perusahaan di lokasi manhole Taman Royal Tangerang saat melakukan perbaikan manhole di tempat tersebut," tutur dia.
Adapun PT Telkom Akses sepenuhnya menyerahkan proses penyelidikan kepada pihak kepolisian.
Ditemukan Gas Berbahaya
Sementara itu, Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Mabes Polri yang turut dilibatkan dalam proses penyelidikan pada Jumat (8/10/2021), menemukan adanya dugaan gas berbahaya di gorong-gorong itu.
"Sementara hasil yang kami temukan adalah ditemukannya gas berbahaya (di gorong-gorong)," ucap Kasubbid Tokling Puslabfor Mabes Polri, Kompol Faizal Rachmad, pada awak media, Jumat (8/10/2021).
Meski demikian, polisi masih belum dapat mengetahui jenis gas berbahaya tersebut.
Puslabfor masih akan melanjutkan pemeriksaan gas berbahaya itu di laboratorium.
"Mengenai konsentrasi dan jenis gasnya, kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium," kata Faizal.
Faizal menyebutkan, sampel yang diambil dari tempat kejadian perkara (TKP) itu adalah gas berbahaya serta airnya.
Sampel gas berbahaya itu diambil menggunakan alat drager.
Menurut dia, sejauh ini gas ditemukan diduga memang berbahaya untuk manusia.
"Alat drager untuk deteksi gas. Dan yang sudah kami ambil adalah sampel air dan sampel gas udaranya," kata Faizal. [dhn]