WahanaNews.co | Majapahit adalah salah satu kerajaan besar di Indonesia, sejumlah sumber menyebutkan bahwa keturunan terakhir Majapahit ada yang masih eksis hingga kini dan merupakan salah satu suku di Indonesia.
Suku tersebut tinggal di Jawa Timur, di mana Kerajaan Patih Gajah Mada itu dahulu berjaya.
Baca Juga:
Viral Duel Maut 2 Pria Bersenjata Tajam di Pinggir Jalan Gresik
Dalam buku Hikayat Majapahit: Kebangkitan dan Keruntuhan Kerajaan Terbesar di Nusantara tulisan Nino Oktorino, Kerajaan Majapahit berkuasa beberapa abad, pada tahun 1293 hingga sekitar 1527.
Hayam Wuruk adalah Raja Majapahit yang membawa kerajaan ini pada periode keemasan. Rentang kekuasaannya mencapai Asia Tenggara.
Di dalam Kitab Negarakertagama tulisan Mpu Prapanca pada tahun 1365, Kerajaan Majapahit pernah membawahi 80 kerajaan di Sumatra Barat hingga Papua bagian timur. Kendati begitu, klaim tersebut juga masih dalam perdebatan para sejarawan modern.
Baca Juga:
Kejati Jawa Timur Tangkap Ronald Tannur di Rumahnya
Suku Keturunan Terakhir Majapahit
Berdasarkan sejumlah sumber, dikatakan suku Tengger adalah keturunan Kerajaan Majapahit. Salah satunya tercatat dalam buku Filsafat dan Kearifan dalam Agama dan Budaya Lokal karya Syarif Hidayatullah dkk., suku Tengger turut meyakini diri mereka sebagai keturunan langsung Majapahit.
Suku ini dikenal mempunyai ketaatan yang tinggi dalam beragama. Mereka masih berpegang teguh pada kepercayaan atas roh serta alam gaib.
Sedari awal Kerajaan Majapahit, Tengger telah diakui sebagai tanah hila-hila atau tanah suci. Para penghuninya diklaim sebagai abdi kerohanian Sang Hyang Widhi Wasa.
Salah satu kisah asal mula suku Tengger menceritakan, suku ini merupakan keturunan putri Raja Brawijaya, Roro Anteng. Putri tersebut menikah dengan seorang brahmana bernama Joko Seger.
Nama suku Tengger diambil dari unsur nama keduanya, 'teng' dari Roro Anteng dan 'ger' dari Joko Seger.
Meski terdapat pendapat yang mengatakan bahwa suku Tengger adalah keturunan terakhir Kerajaan Majapahit, ada juga ahli yang membantah klaim tersebut.
Sejarawan dan pengamat sejarah Probolinggo, Eko Arahman menyebutkan, suku yang hidup di lereng Gunung Bromo ini sudah ada sebelum Kerajaan Majapahit berdiri.
Menurutnya memang benar bahwa warga Tengger mempunyai kaitan dengan Kerajaan Majapahit. Tetapi, dirinya menampik klaim bahwa suku Tengger adalah keturunan terakhir Majapahit.
"Tapi jika dibilang keturunan Majapahit terakhir kami jawab bukan. Sebab, sebelum ada Kerajaan Majapahit, Suku Tengger ini sudah ada," ucap Eko dikutip dari detiknews, Senin (24/01/2022).
Eko membeberkan, ada beberapa bukti prasasti yang menyatakan keberadaan suku tersebut. Salah satunya adalah prasasti Penanjakan Satu peninggalan Raja Hayam Wuruk.
Dirinya mengatakan, pada prasasti Penanjakan Satu disebutkan, masyarakat Tengger adalah penduduk yang mampu mempertahankan budaya Tengger.
"Prasasti itu dikeluarkan oleh Prabu Hayam Wuruk pada Tahun 1350-1389 Masehi. Artinya sejak zaman Hayam Wuruk sudah ada Suku Tengger," Eko menambahkan.
Di samping itu, penjelasan mengenai suku tengger juga terdapat dalam prasasti peninggalan Kerajaan Majapahit lainnya, seperti prasasti Malanggit dan Regulo.
"Prasasti Malanggit ini ada di Malang Selatan, juga peninggalan Raja Hayam Wuruk. Juga ada Prasasti Regulo di Semeru," ujar Eko.
Menurutnya, sejumlah prasasti tersebut adalah sumber sejarah utama Kerajaan Majapahit.
"Artinya jika merujuk pada Prasasti tersebut, Suku Tengger sudah ada jauh sebelum peristiwa Perang Paregreg. Tengger kalau dibilang pelarian Majapahit salah. Tengger ada jauh sebelum itu," jelas Eko.
Itulah sejumlah penjelasan mengenai suku Tengger yang disebut sebagai keturunan terakhir Kerajaan Majapahit. [bay]