WahanaNews.co | Gunung Merapi tercatat mengalami 17 kali guguran lava terhitung sejak Kamis (31/3/2022) pukul 00.00 sampai 12.00 WIB Siang.
Guguran lava ini dilaporkan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) selama periode tersebut
Baca Juga:
Gunung Merapi Kembali Erupsi Luncurkan Awan Panas Sejauh 1,5 Km
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Kamis, menyebutkan bahwa 12 guguran lava pijar pertama tercatat pada periode pengamatan pukul 00.00 sampai 06.00 WIB dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya.
Lima guguran lava berikutnya terpantau selama pengamatan pukul 06.00 sampai 12.00 WIB ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter.
Berdasarkan data pengamatan terakhir, BPPTKG mencatat volume kubah lava barat daya Merapi sebesar 1.609.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.582.000 meter kubik.
Baca Juga:
Gunung Merapi Ngamuk Lagi, Luncurkan 40 Kali Guguran Lava Pijar
Sementara itu, deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan "electronic distance measurement (EDM)" pada 30 Maret 2022 menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,2 cm per hari.
Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima km) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh km).
Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal tiga km) dan Sungai Gendol (sejauh lima km).
Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, maka lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.