WahanaNews.co, Sleman - Aktivitas Gunung Merapi dipantau dari Kabupaten Sleman, Yogyakarta, tetap tinggi. Selama 24 jam terakhir, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat 40 kali terjadinya guguran lava pijar menuju Kali Bebeng dengan jarak terjauh mencapai 1700 meter.
BPPTKG menjelaskan bahwa gunung ini, yang berada di perbatasan Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten, atau perbatasan antara Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, memiliki tingkat aktivitas yang sangat fluktuatif.
Baca Juga:
Enam Gunung Api Berstatus Siaga dan Awas, Badan Geologi Peringatkan Bahaya Erupsi
Selama hari tersebut, cuaca bervariasi antara cerah, berawan, mendung, dan hujan. Angin berhembus dengan tenang ke arah barat. Suhu udara berkisar antara 15 hingga 25.5 °C, kelembaban udara mencapai 50 hingga 99%, dan tekanan udara berkisar antara 837.6 hingga 918.9 mmHg.
"Volume curah hujan 33 mm per hari," kata dia.
Sementara aktivitas kegempaan di antaranya adalah gempa guguran sebanyak 65 kali dengan Amplitudo 3-21 mm Durasi : 25.88-221 detik. Juga 31 Gempa Hybrid/Fase Banyak dengan Amplitudo 2-17 mm, S-P 0.2-0.7 detik berdurasi 4.72-8.76 detik.
Baca Juga:
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Tewaskan 8 Orang, Warga Diminta Waspada
Di samping itu ada 4 kali gempa vulkanik Dangkal dengan Amplitudo 23-80 mm berdurasi : 6.48-9.84 detik. Kemudian 3 kali gempa Tektonik Jauh Amplitudo 3-8 mm, S-P 6.96 detik berdurasi : 90.96-117.88 detik)
"Tingkat Aktivitas Gunung Merapi masih Level III atau Siaga," tambahnya.
BPPTKG menjelaskan bahwa potensi bahaya saat ini mencakup guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya, yang meliputi Sungai Boyong dengan jarak maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng dengan jarak maksimal 7 km.
Sementara itu, di sektor tenggara, potensi bahaya meliputi Sungai Woro dengan jarak maksimal 3 km dan Sungai Gendol dengan jarak maksimal 5 km.
Selain itu, jika terjadi letusan eksplosif, material vulkanik yang terlempar dapat mencapai radius 3 km dari puncak Gunung Merapi.
Data pemantauan menunjukkan bahwa suplai magma masih terjadi, yang dapat memicu terjadinya awan panas dan guguran lava di dalam wilayah potensi bahaya.
BPPTKG menekankan kepada masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya tersebut.
Masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap bahaya lahar dan awan panas, terutama saat hujan di sekitar Gunung Merapi.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]