Padahal lazimnya dengan penguapan diluar sistem awan, hail
stone (bibit es) tadi hancur sehingga jatuh ke bumi dalam bentuk cair atau
hujan.
"Awan-awan ini saya cek jenis multisel cumulonimbus..
saya cek sangat matang ukuran diameter sel 30-40 km..suhu puncak nya mencapai
-80 (derajat) Celcius," tulisnya.
Baca Juga:
BMKG: Hujan Petir Mengancam, Sebagian Besar Indonesia Siap-siap Basah!
Lebih lanjut, Deni menjelaskan awan Cumulonimbus yang
sempurna terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling bawah awan terdiri dari tetes
air yang merupakan hasil kondensasi."Untuk awan single sel dengan 3 lapis
sempurna awan saja treshold matangnya -40 C, jadi memang sangat matang dan
sempurna," tambah Deni.
Lapisan kedua, merupakan lapisan campuran terdiri dari tetes
sangat dingin (super cooled water) dan kristal es. Karena partikel tetes
sebelumnya diangkat dan didinginkan melewati freezing level 0 derajat Celcius.
Lapisan terakhir (top cloud) semua partikel akan berada
dalam bentuk solid (es) karena dinginnya suhu bisa di bawah -40 C
Baca Juga:
Benarkah Hujan Dapat Pengaruhi Perasaan Seseorang? Begini Penjelasan Psikolog
Meski demikian, Deni mengungkap tidak semua awan Cumulonimbu
bahkan yang multi sel mengakibatkan hujan es di permukaan. Sebab, terbentuknya
hujan es dipengaruhi oleh kondisi penguapan diluar sistem awan yang
mempengaruhi terjadinya presiptasi.
"Jadi sekali lagi saya sampaikan, sepanjang terbentuk
awan Cb potensi hailstone selalu ada." [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.