WahanaNews.co | Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur akan mengekskavasi sejumlah situs budaya peninggalan Kerajaan Mataram Kuno hingga Majapahit.
Diketahui, sejumlah situs tersebut ada yang sebelumnya telah diekskavasi, namun perlu kembali dilakukan karena temuan yang cukup besar.
Baca Juga:
Mengenal Candi Cetho, Tertinggi ke-3 di Indonesia Mengalahkan Borobudur
Tetapi ada proses ekskavasi atau penggalian situs cagar budaya baru yang sebelumnya ditemukan warga. Menurut Arkeolog BPCB Jawa Timur Wicaksono Dwi Nugroho, ada sembilan situs cagar budaya yang menjadi prioritas ekskavasi di tahun 2022 ini oleh BPCB.
"Ada 9, Pasuruan yang saluran air, Lumajang, sama Tulungagung, Malang, Blitar. Satu lagi Jombang di (situs) Sugihwaras. Ekskavasi Kahuripan, Klinterejo, Patakan, satu lagi di Selokelir, Penanggungan," ucap Wicaksono Dwi, kemarin.
Dari sejumlah situs yang diekskavasi tersebut, tiga situs menjadi yang terbesar di Situs Kumitir dan Situs Klinterejo yang ada di Kabupaten Mojokerto, serta Situs Patakan, yang ada di Kabupaten Lamongan. Sementara enam situs lainnya dilakukan ekskavasi dengan jangka waktu singkat selama enam hari.
Baca Juga:
Pelaku Seniman & Budaya Ramaikan Festival Indonesia Bertutur di Borobudur
Sementara dari yang tertua yakni Situs Langlang yang berada di Kabupaten Malang dan Situs Belahan yang ada di Kabupaten Pasuruan. Pasalnya pada Situs Belahan yang dikaitkan dengan prasasti tahun 929 peninggalan Raja Airlangga.
"Yang paling tua mungkin itu Langlang sama Belahan, kalau Langlang bata - batanya besar, kelihatannya kalau yang di Belahan kita kaitkan dengan prasasti masa 929 lagi. Jadi, kita mencoba menelusuri Mpu Sindok dulu, karena Jawa Timur dimulai dari situ. Jelas dulu kemudian nanti dipetakan, baru setelah Sindok nanti masa Dharmawangsa Teguh, Airlangga, Singasari. Jadi orang bisa melihatnya layer per layer (masa ke masa)," katanya.
Menurutnya, ada beberapa target perencanaan penggalian di beberapa situs tersebut. Di Situs Kumitir Mojokerto misalnya, BPCB telah menemukan luasan bangunan 6 hektar dengan membuka tiga sisinya, yakni sisi utara, timur, dan barat, yang terakhir ekskavasi terbaru.