"Ini sebenarnya budaya yang harus
dihilangkan, karena kita ini punya anak-istri,
termasuk almarhum Wagub juga punya istri, kalau
melihat budaya itu jadi ketakutan, datang marah merusak rumah,
seperti kejadian tadi malam," ujarnya kepada wartawan.
Kapolda Fakhiri menjelaskan kronologi
kericuhan di rumah Wakil Gubernur tersebut.
Baca Juga:
Brigjen Patrige Renwarin Diangkat Kapolri Jadi Kapolda Papua
Awalnya, masyarakat berkumpul di luar
rumah.
Kemudian, masuk ke
dalam rumah, dan merusak perabotan.
Setelah mendengar penjelasan dari adik
kandung almarhum, warga kembali tenang.
Baca Juga:
12 Perwira Tinggi Polri Naik Pangkat, Kapolda Papua Mathius Fakhiri Jadi Jenderal Bintang Tiga
"Itu bagian dari budaya. Setelah selesai, mereka
kumpul di depan rumah, minta penjelasan tentang penyebab
kematian. Adik kandung almarhum yang menjelaskan. Setelah mendengar, kelompok (warga) itu masuk ke dekat keluarga, menangis, dan duduk, dikasih makan. Sehingga, itu bukan ditujukan kepada saya ataupun yang lain," jelasnya.
Disinggung mengenai perabotan rumah
tangga serta uang yang hilang, Jenderal yang pernah menjabat Komandan Satuan
Brimob Polda Papua ini enggan mencampuri.
Fakhiri menyebut, itu kewenangan dari Pemerintah Daerah.