WahanaNews.co | Kobaran api menghanguskan sekitar 560 hektare hutan dan lahan di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara (Sumut) pada awal Agustus ini.
Kebakaran itu diduga karena pembukaan lahan dengan cara membakar hutan.
Baca Juga:
Viral! Detik-Detik Remaja Labuhanbatu Diculik dan Diancam dengan Pistol
"Pada 5 -9 Agustus 2022, telah terjadi kebakaran hutan dan lahan di Samosir dengan luas yang terbakar 560 hektare dan jumlah hotspot 46 titik," kata Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, Jumat (12/8).
Guna mencegah meluasnya kebakaran hutan dan lahan, Edy Rahmayadi meminta pemerintah daerah, TNI, Polri dan seluruh instansi terkait, serta organisasi pecinta lingkungan siap siaga.
"Bahkan telah terjadi peningkatan jumlah titik api atau hotspot yang cukup signifikan dalam sebulan terakhir. Pada Juni 2022 terdapat 14 hotspot, meningkat menjadi 146 hotspot atau 942 persen pada Juli 2022," tegasnya.
Baca Juga:
Tragedi di Labuhanbatu: Siswi SMA Diperkosa Belasan Orang, 2 Pelaku Diciduk Warga
Adapun wilayah dengan hotspot terbanyak pada periode Januari-Juli 2022 antara lain Kabupaten Tapanuli Utara (37 titik), Kabupaten Tapanuli Tengah (23 titik), Kabupaten Labuhanbatu (20 titik), Kabupaten Toba (18 titik) dan Kabupaten Tapanuli Selatan (5 titik).
"Sumut memiliki wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan yaitu dengan keberadaan hutan seluas 3,7 juta hektare dan lahan gambut seluas 261 ribu hektare. Keberadaan lahan gambut mengalami kerentanan kebakaran hutan dikarenakan memiliki potensi karbon yang mudah terbakar," ucapnya.
Oleh karena itu, Edy Rahmayadi meminta petugas untuk meningkatkan kepekaan, kewaspadaan dengan memprioritaskan upaya pencegahan. Membangun posko terpadu dengan memanfaatkan teknologi.
"Berdayakan potensi masyarakat, berikan solusi pada masyarakat serta melakukan langkah penegakan hukum pada pihak yang dengan sengaja melakukan pembakaran hutan," paparnya.[zbr]