WAHANANEWS.CO, Flores Timur - Bentrokan antarwarga pecah di wilayah barat Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Senin (21/10/2024).
Konflik ini melibatkan warga Desa Ile Pati dan Desa Bugalima yang dipicu oleh sengketa tanah adat. Insiden ini mengakibatkan pembakaran rumah-rumah di Desa Bugalima dan memakan korban jiwa serta luka-luka.
Baca Juga:
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Tewaskan 8 Orang, Warga Diminta Waspada
Dalam cuplikan video yang beredar, terlihat warga, baik muda maupun tua, turun ke jalan membawa senjata tradisional seperti panah, tombak, dan parang.
Sementara itu, beberapa rumah tampak terbakar akibat amukan massa.
“Informasi awal menunjukkan perang ini terjadi antara warga Desa Ile Pati dan Desa Bugalima,” kata Kasi Humas Polres Flores Timur, Iptu Anwar Sanusi, Senin (21/10/2024).
Baca Juga:
Tewas karena Kelaparan, Pria Lansia Ditemukan di Kebun Warga Flores Timur
Ia mengonfirmasi bahwa aparat gabungan TNI, Polri, dan pemerintah daerah telah dikerahkan ke lokasi untuk meredam konflik.
“Personel TNI dan Polri sudah dikerahkan dan sekarang berada di lokasi kejadian. Sekda Flores Timur juga ada di sana,” tambahnya.
Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita, menyatakan bahwa bentrokan ini menewaskan seorang warga Desa Bugalima, SI, seorang kakek berusia 70 tahun yang sedang sakit stroke dan ditemukan tewas di rumahnya yang terbakar.
“SI ditemukan di dalam rumah yang terbakar. Korban juga diketahui sedang sakit stroke,” ujar Sandita dalam keterangannya, Senin. Selain itu, empat orang mengalami luka berat akibat tembakan senapan angin, yakni AF (56), AP (18), MS (37), dan DO (26).
“Keempat korban sudah dirujuk ke RSUD Larantuka untuk perawatan lebih lanjut,” ujarnya.
Aparat keamanan telah mengerahkan 45 personel ke lokasi kejadian dan terus melakukan upaya mediasi bersama pemerintah serta tokoh adat untuk menghentikan konflik yang berkepanjangan.
“Pemerintah, tokoh adat, dan aparat keamanan sudah melakukan berbagai upaya mencari solusi untuk menghentikan konflik ini,” jelas Sandita.
Meskipun situasi berhasil dikendalikan, massa dari kedua belah pihak masih berjaga-jaga di desa masing-masing.
“Situasi saat ini dapat dikendalikan, namun massa kedua belah pihak masih berjaga di desanya,” pungkasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]