WahanaNews.co | Produksi oksigen di PT Samator Jawa Tengah
di Kendal sempat terhenti karena padamnya listrik.
Gubernur
Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, langsung turun tangan menyelesaikan persoalan itu.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Listrik
padam di Kendal dikabarkan terjadi pada Sabtu (10/7/2021) siang.
Baru
sore hari aliran listrik menyala lagi dan pabrik bisa kembali berproduksi.
Namun, untuk
memulai produksi oksigen, mesin di Samator membutuhkan waktu sekitar 10 jam
setelah mesin menyala.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Untuk
itu, Ganjar memastikan pasokan oksigen tidak terganggu.
Tadi
malam, Ganjar
langsung telepon PLN untuk segera memperbaiki, serta meminta Kapolda
Jateng bersama timnya mengawal distribusi oksigen dari Jabar ke Jateng.
Tak
berhenti sampai di situ. Pada Minggu (11/7/2021), Ganjar gowes pagi ke Kendal untuk memastikan produksi sudah berjalan.
Ia juga
ingin memastikan, kiriman oksigen dari Jabar sudah berdatangan.
Saat
Ganjar datang, pihak Samator menjelaskan bahwa proses produksi belum bisa
optimal.
Namun, untuk kiriman
oksigen dari Jabar, sebagian sudah sampai.
"Kemarin
produksi terhenti karena listrik mati. Dari PLN sudah bergerak dengan
mengalihkan aliran ke pabrik ini. Karena oksigen sekarang masuk sebagai
produksi sangat vital, maka solusinya harus cepat. Tapi problemnya tidak
berhenti sampai di situ. Setelah listrik menyala, ternyata butuh waktu sekitar
10 jam untuk bisa menghasilkan oksigen," kata Ganjar.
Akibat
kejadian itu, cadangan oksigen di Jateng hilang sekitar 60 ton.
Untuk
itu, dirinya tadi malam sudah meminta pengiriman pasokan oksigen dari Jabar
dipercepat dan meminta Kapolda beserta timnya untuk mengawal.
"Saya
kontak-kontakan dengan Pak Kapolda, mereka mengawal dari Cilegon. Pak Menko Marves
juga telepon saya untuk memastikan. Hari ini saya cek, kiriman dari
Cilegon sudah datang satu. Kita pakai dulu, yang lain mungkin sebentar
lagi," ucapnya.
Dari
satu tangki oksigen yang sudah datang itu, sebagian sudah dikirim untuk pemenuhan
oksigen di Semarang dan Rembang yang sudah dikirim pagi tadi.
Sementara
satu tangki lagi sedang diisi untuk keperluan pasokan di Boyolali.
"Jadi
prosesnya berjalan, sudah dikirim ke daerah. Saya minta ada yang
memantau," jelasnya.
Ganjar
menegaskan, sudah komunikasi dengan PLN untuk memastikan pasokan listrik
di pabrik oksigen itu aman.
Dari
kejadian kemarin, Ganjar mengatakan terima kasih karena PLN langsung turun
tangan melakukan perbaikan.
"Saya
sudah komunikasi, PLN langsung turun tangan. Bahkan GM-nya langsung datang ke
sini. Hari ini ada rapat dengan Direktur PLN terkait hal ini. Harapan saya, ada
backup energi untuk menjaga keajegan
suplai di sini," pungkasnya.
Sementara
itu, Humas Samator Kendal, Ikhsan, mengatakan, aliran listrik padam sekitar pukul 12.00,
kemarin.
Listrik
baru menyala sekitar pukul 18.00 sore.
"Listrik
mati, dampaknya mesin mati. Jadi otomatis tidak bisa produksi. Setelah hidup
pun, kami butuh waktu untuk warming up
sekitar 6-8 jam, baru liquid bisa
diproduksi," ucapnya.
Akibat
kejadian kemarin, Ikhsan mengatakan, pihaknya kehilangan stok cukup banyak.
Kalau
per jam bisa memproduksi 2.000 meter kubik lebih oksigen, maka kalau delapan
jam tidak berproduksi, cukup besar kehilangan yang terjadi.
"Tapi
sudah ada penyelesaiannya. Sudah ada bantuan dari PLN. Kemarin saat mati
listrik, ada pengalihan arus dari jalur Jawa-Bali diarahkan ke sini. Selain
itu, trafo yang rusak di belakang pabrik juga sudah diperbaiki. Nanti
informasinya akan ada lagi penambahan mesin khusus, yang didatangkan dari
Jakarta," ucapnya. [dhn]