WahanaNews.co | Hujan yang mengguyur Kota Medan sejak Jumat (18/11/2022) petang menyebabkan sejumlah kawasan terendam. Ketinggian air bervariasi, paling tinggi di kawasan yang berdekatan dengan sungai.
Wali Kota Medan Bobby Nasution menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan melakukan evakuasi.
Baca Juga:
BPBD Lebak Imbau Masyarakat Waspadai Bencana Akibat Cuaca Ekstrem dan Hujan
Kepala BPBD Kota Medan HM Husni menurunkan delapan tim gabungan untuk membantu penyelamatan tanggap darurat.
Tim dibagi dalam lima zona, dimobilisasi untuk memberi makan kepada warga korban banjir, melakukan pengamanan dan pemantauan sampai hari ini.
"Pak Wali sudah melihat titik evakuasi. Banjir yang terbilang tinggi ada di Jalan Perjuangan, Kampung Aur dan Perumahan Bumi Asri. Umumnya kawasan yang dilintasi sungai terdampak banjir," kata Husni di Jalan Perjuangan, Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Medansunggal, Sabtu (19/11/2022).
Baca Juga:
16 Desa di Aceh Barat Terendam Banjir, Air Capai 50 Sentimeter
Sampai hari ini, tidak ada korban jiwa. BPBD akan terus melakukan penyisiran untuk evakuasi, terutama di kawasan yang ketinggian airnya cukup tinggi.
"Kalau ada warga yang masih bertahan di pinggiran sungai, umumnya mereka melakukan penyelamatan dengan baik di lantai dua rumahnya," katanya.
Selain rumah, banyak mobil dan sepeda motor milik warga yang terjebak banjir sampai mogok di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jalan dr Mansyur, Jalan Ringroad dan Jalan Thamrin.
Normalisasi sungai dan kolam retensi
Wali Kota Medan Bobby Nasution menegaskan, Pemko Medan tengah membangun drainase menggunakan u-ditch di banyak titik, bukan berarti banjir otomatis langsung hilang.
Sebab, fungsi drainase sebagai saluran pembuangan atau penghubung curahan air hujan menuju sungai.
"Itu sebabnya selalu saya sampaikan, baik Pemko Medan, Pemprov Sumut dan BWS berkolaborasi agar sungai segera dinormalisasi," kata Bobby.
Normalisasi sungai dapat menampung air saat intensitas air tinggi di hulu. Mengingat jumlah sungai yang melintasi Kota Medan cukup banyak, normalisasi dilakukan bertahap.
Satu lagi upaya mengatasi banjir adalah dengan membuat kolam-kolam retensi.
"Kalau ketinggian air sungai dapat kita kontrol, otomatis air drainase bisa lebih membuang air ke sungai sehingga meminimalisir banjir. Untuk kolam retensi, tahun ini kita mulai pembebasan lahan, tahun depan pembangunan fisik," ungkapnya.
Kolam retensi berfungsi menampung sementara air dari drainase sebelum disalurkan ke sungai. Setelah kolam penuh, baru dialirkan ke sungai.
Kolam retensi yang telah disepakati untuk dibangun berada di Kecamatan Medanselayang, depan Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) dan di Martubung.
"Rektor USU akan memberikan tanahnya di depan biro rektor. Kita membangun kolam retensi di situ, kolam ini mempercepat aliran air dari drainase ke sungai," ucap Bobby. [ast]