WahanaNews.co | Dua warga yang merupakan pasangan suami istri (pasuti) di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NT) meninggal dunia usia menikmati hidangan ikan buntal. Selain pasangan suami istri ini, tiga orang warga lainnya yang merupakan anak dan kerabat korban harus dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Lewoleba, Kabupaten Lembata.
Dua kerabat lainnya walaupun juga merasakan efek konsumsi ikan buntal tersebut, tapi tidak sempat dirawat di rumah sakit.
Baca Juga:
Pemerintah Aceh Bagikan 7,5 Ton Ikan Segar Cegah Inflasi dan Stunting
Para warga Desa Beutaran, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT didiagnosa dokter meninggal karena keracunan pasca mengkonsumsi Ikan buntal, Kamis (16/12). Pasangan suami istri yang meninggal karena keracunan yakni Urbanus Laot (71) dan istrinya Maria Barek (70).
Korban lain yang dirawat di rumah sakit yakni Bartolomeus Raya Goa (43), yang juga anak kandung korban, Maria Tuto Raya (53) dan Benga Kuta (56) kerabat korban. Sedangkan dua warga yang selamat dan tidak sempat dirawat yakni Piner Purek dan Lesti Purek.
Anak kandung korban, Bartolomeus mengaku kalau pada Kamis (16/12) pagi sekitar pukul 08.00 Wita, ia menangkap ikan buntal dan beberapa jenis ikan lainnya menggunakan alat tangkap jaring di Pantai Tagawiti.
Baca Juga:
Program Makan Gratis, Menteri KKP: Menu Ikan Harus Disesuaikan dengan Wilayahnya
Dia membawa ikan hasil tangkapan tersebut ke lokasi kebun di Mudetei, Kabupaten Lembata.
Kemudian dia meminta ibunya untuk memasak ikan buntal dan beberapa jenis ikan lainnya yang ditangkap.
Selesai memasak ikan tersebut sekitar pukul 11.30 Wita, Bartolomeus beserta beberapa orang lainnya yang berada di kebun tersebut termasuk kedua korban makan siang bersama.
Setelah selesai makan bersama, Bartolomeus dan kedua orangtuanya dan beberapa orang tersebut melanjutkan kegiatan membersihkan kebun.
Sekitar pukul 15.30 Wita, saat sementara membersihkan kebun, korban Urbanus Laot merasa lemas dan langsung terjatuh.
Bartolomeus langsung menelpon keluarganya, Edi untuk datang menjemput korban. Selanjutnya korban dibawa ke rumah di Desa Beutaran.
Dua jam kemudian, atau sekitar Pukul 17.00 Wita, giliran ibunya merasakan hal yang sama seperti Urbanus yakni merasa lemas, mual dan muntah.
Keluarga langsung membawa kedua korban ke Puskesmas Waipukang, Kabupaten Lembata dan dilakukan pertolongan medis. Namun karena kondisi kedua korban kritis, maka petugas medis di Puskesmas Waipukan langsung merujuk kedua korban ke RSUD Lewoleba, Kabupaten Lembata menggunakan mobil pikap milik keluarga korban.
Sekitar pukul 18.00 Wita, kedua pasien tiba di UGD RSUD Lewoleba dan langsung dilakukan pertolongan dan pemeriksaan oleh dokter dan petugas medis yang bertugas di UGD RSUD Lewoleba.
Setelah dilakukan pertolongan medis sekitar 10 menit, dokter Bayu yang merupakan dokter jaga UGD menyatakan kedua korban meninggal dunia dengan diagnosa meninggal karena keracunan.
Maria Tuto Raya dan Benga Kuya, yang ikut serta mengkonsumsi ikan buntal tersebut juga mengalami hal yang sama yakni merasa lemas, mual dan muntah. Sehingga pihak keluarga langsung membawa ke RSUD Lewoleba, Kabupaten Lembata.
Mereka langsung mendapatkan pertolongan dan penanganan medis oleh petugas jaga UGD RSUD Lewoleba.
Bertolomeus juga mengakui ia dan keluarga termasuk korban sudah sering mengkonsumsi ikan buntal. Namun selama ini baik-baik saja.
Kasat Reskrim Polres Lembata, Iptu Jhon Blegur mengatakan, pihaknya masih memeriksa saksi-saksi dan menyelidikinya. "Sampel sisa makanan dan sisa muntahan pun diperiksa tim medis dari dinas kesehatan Kabupaten Lembata," katanya, Jumat (17/12). [qnt]