WahanaNews.co | Menurut penuturan Muhammad Yusuf, Dokter Spesialis Syaraf Rumah Sakit Umum Andi Makkasau Kota Parepare bahwa Muhammad Sahar, pelajar SMPN 2 Kota Parepare, Sulawesi Selatan, dinyatakan dokter mendadak tidak bisa berjalan bukan karena divaksin Covid-19.
"Dari hasil pemeriksaan apa yang dialami siswa tersebut bukan karena efek suntik vaksinasi, tetapi terdapat gangguan rangsangan pada tulang punggung nomor empat (lumbar 4) sehingga sebagian tulangnya tidak maksimal bergerak," kata Dokter Yusuf.
Baca Juga:
PDHI Gorontalo Berikan Vaksinasi Gratis untuk Hewan Peliharaan
Yusuf mengatakan, Sahar mengalami penyempitan tulang belakang yang menyebabkan penyempitan syaraf. Gangguan itu yang membuat remaja ini sampai tidak bisa berdiri.
Kondisi itu diduga dokter terjadi karena ada gerakan yang salah dilakukan Sahar saat berolahraga.
"Dari keterangan keluarga si anak aktif olahraga bulutangkis, tentunya jika terdapat posisi yang salah dapat mengakibatkan nyeri pada tulang punggung,” terang Yusuf.
Baca Juga:
Dinkes DKI Jakarta: Per 1 Januari 2024 Vaksinasi COVID-19 Berbayar
Gejala yang dialami Sahar, kata Yusuf, tidak seperti orang mengalami komplikasi akibat vaksinasi.
Orang yang mengalami komplikasi karena vaksinasi biasanya memberatkan seluruh bagian tubuh, dari tungkai atas sampai bawah. Sedangkan Sahar lumpuh bagian tungkai bawahnya.
Selain itu, Yusuf menjelaskan, kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) umumnya terjadi dua atau tiga pekan setelah disuntik. Menurut Yusuf, Sahar divaksin sekitar dua pekan lalu.
Remaja itu baru mengalami kelumpuhan satu pekan silam. Saat ini, dokter di RSUD Andi Makkasau sudah melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap Sahar.
Hasil x-ray menunjukkan pelajar tersebut mengalami spasme otot.
"Besok kita lakukan pemeriksaan di MRI. Kita doakan mudah-mudahan penyempitan tidak banyak dan bisa pulih dengan fisioterapi," sebut Yusuf. Kini, kaki Sahar masih bisa digerakkan, hanya saja sulit untuk bergerak. [bay]