WahanaNews.co | Rusli, pengelola penangkaran buaya Babana, di Kecamatan Budong-Budong, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, mengaku sudah kewalahan akan tingginya biaya pakan yang harus dikeluarkan setiap bulannya.
Oleh karena itu, puluhan buaya di penangkaran itu terancam dilepas kembali ke alam.
Baca Juga:
Tiga Buaya Sering Terpantau di Sungai Lalindu Pasca Banjir Bandang
"Selama ini biaya pakan kami tanggung sendiri yang biayanya cukup mahal, jadi kemungkinan kalau seperti ini terus sebagian buaya akan kita lepas," kata Rusli, dilansir dari Tribun Sulbar, Kamis (22/12).
Rusli menjelaskan, satu ekor buaya berukuran besar mengonsumsi kurang lebih 10 kilogram daging ayam atau sekitar 6 ekor ayam.
"Kalau totalnya saya tidak pernah rinci, tapi yang jelasnya dalam sebulan biayanya capai jutaan rupiah," jelas Rusli.
Baca Juga:
Bupati Mukomuko Minta Bantuan Bengkulu Atasi Serangan Buaya Mematikan
Selain dari biaya sendiri, selama ini bantuan pakan hanya bersumber dari relawan maupun sedekah dari para pengunjung.
Untuk menunjang biaya pakan, pengelola memasang kotak sedekah di area penangkaran bagi pengunjung.
Menurut Rusli, bantuan biaya pakan sudah ia koordinasikan dengan pemerintah daerah dan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), namun belum terealisasi.
"Hal ini, kami sudah sampaikan ke pemerintah setempat bahkan ke pihak BKSDA, namun belum ada kejelasan," terangnya.
Apalagi jika tak ada bantuan biaya pakan dari pihak terkait, sebagian buaya terpaksa harus dilepas.
Semakin hari, akan semakin besar, bahkan kemungkinan jumlah buaya akan bertambah, tentunya biaya pakan pun juga akan bertambah," tuturnya.
Untuk itu, pihaknya mengaku bakal melepas sebagian buaya jika sudah tak mampu menanggung biaya pakan.
Diketahui, penangkaran buaya di Desa Babana Kecamatan Budong-Budong, Mamuju Tengah sudah berdiri selama dua tahun.
Kini penangkaran tersebut dihuni 28 ekor buaya dari berbagai ukuran.
Mulai ukuran 1 meter lebih hingga buaya berukuran 5 meter lebih. [eta]