WAHANANEWS.CO, Subang - Operasi pencarian korban longsor di Kampung Babakan Randu, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, kembali dilanjutkan sejak Minggu (13/4/2025) pagi.
Sebelumnya, curah hujan yang terjadi pada Jumat (11/4/2025) sore mengakibatkan tanah longsor.
Baca Juga:
Simanjutak Hilang Terseret Ombak Pantai Carita Pandeglang, Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian
Longsor terjadi 2 kali dalam waktu sekitar 1,5 jam. Longsor pertama terjadi sekitar pukul 13.30 WIB, dengan panjang longsor mencapai 200 meter dengan lebar 20 meter.
Longsor kedua terjadi pukul 15.00 WIB dengan panjang longsor mencapai 250 meter dengan lebar 40 meter.
Kejadian longsor ini menyebabkan satu orang dinyatakan hilang, korban hilang adalah Rafik (55), yang diduga tertimbun longsoran tanah.
Baca Juga:
Lansia 90 Tahun Ditemukan Tewas Tertimbun Longsor di Tarakan
Tim SAR Gabungan dari BPBD, Tagana, relawan kebencanaan dan warga sekitar turut mencari korban, namun hingga hari Sabtu kemarin korban belum juga ditemukan.
Untuk mempercepat proses evakuasi, tim menggunakan alat berat dan metode penyemprotan air untuk memecah material longsoran.
Operasi pencarian kali ini melibatkan 85 personel dari berbagai instansi, jumlah ini meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan hari pertama pencarian.
Jumlah petugas ini diperkirakan akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Pencarian difokuskan pada dua titik utama. Titik pertama terletak di bagian atas area longsor, dekat dengan saluran irigasi, dan dievakuasi dengan bantuan alat berat.
Titik kedua berada di bagian bawah area longsor, di mana proses pencarian dilakukan secara manual dengan penyemprotan air pada timbunan material.
Keluarga korban menyebutkan bahwa lokasi longsor memang dikenal sebagai daerah rawan bencana. Warga setempat bahkan biasa berlari saat melintasi daerah tersebut karena khawatir terjadi longsor.
Aan, kakak kandung korban, menceritakan bahwa Rafik sempat terlihat sedang memotret dan merekam video di area saluran air sebelum menuju lokasi longsor di dekat pintu air atas.
"Awalnya korban berfoto di tempat yang ada di saluran air di bawah dekat pesantren, terus menuju pintu air di atas (lokasi longsor). Sebelumnya ada peternak bebek yang melihat korban sempat pegang ponsel, tetapi setelah itu tidak terlihat lagi, mungkin tertimbun longsor," ungkap Aan.
Selain menelan korban jiwa, bencana longsor ini juga merusak saluran irigasi Rigas yang selama ini mengairi sekitar 200 hektare sawah di wilayah Sagalaherang.
Pencarian korban masih terus dilakukan hingga kini, dan pemerintah daerah bersama pihak terkait tengah berupaya memperbaiki saluran irigasi yang terdampak longsor.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]