WAHANANEWS.CO - Kebakaran di Pondok Pesantren Babul Maghfirah, Kabupaten Aceh Besar, Jumat (31/10/2025), diduga dipicu tindakan seorang santri kelas 12 yang sering menjadi korban bully atau perundungan, kata Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Joko Heri Purwono.
Pelaku yang masih di bawah umur tersebut marah karena sering dibully, kemudian melampiaskan kemarahannya dengan membakar pesantren tempatnya menimba ilmu.
Baca Juga:
Danrem 042/Gapu Brigjen TNI Heri Purwanto Resmi Tutup TMMD Kodim 0417/Kerinci
Aksi nekat pelaku terekam CCTV pesantren, yang memperlihatkan ia membakar kabel dan triplek di asrama putra lantai dua hingga api menjalar ke bangunan lainnya.
Api menghanguskan asrama putra dan kantin di kompleks pesantren, dan setelah membakar, pelaku melarikan diri ke rumah orang tuanya.
“Motif dari tersangka melakukan pembakaran ini adalah karena sakit hati sama temannya, dia sering dibully, diejek oleh teman-teman santri,” kata Joko kepada wartawan, Kamis (6/11/2025).
Baca Juga:
Hari Santri 2025, Pemerintah Hadirkan Program Makan Bergizi dan Cek Kesehatan Gratis
Polisi memastikan kasus ini murni dipicu persoalan pribadi dan tidak terkait unsur lain, dan berdasarkan pemeriksaan, pelaku mengaku kerap disebut idiot dan tolol oleh teman-temannya.
Pelaku yang tak tahan dengan perundungan kemudian membakar pesantren, dan meski tidak ada korban jiwa, pesantren mengalami kerugian material akibat bangunan asrama terbakar.
“Ini murni karena faktor sakit hati. Perundungan bukan terjadi di hari itu saja, tapi sudah sering terjadi. Jadi mungkin semakin hari semakin besar,” ujarnya.