WahanaNews.co | Secara nasional petani di Indonesia dihadapkan pada persoalan kelangkaan pupuk bersubsidi. Kondisi ini menuntut para petani berinovasi produksi pupuk organik.
Seorang petani sukses yang menjadi penyuluh swadaya, Ignasius Iking (48) melakukan uji coba pengunaan pupuk organik cair dari limbah kulit pisang dan limbah daun kelor pada tanaman jagung di atas lahan 0,4 hektar.
Baca Juga:
RI Pamerkan Cara Baik Atasi Pencemaran Danau Toba di WWF Bali
"Sebagai motivator, saya uji coba produksi pupuk organik cair dari limbah kulit pisang dan daun kelor, pada tanaman jagung di atas lahan 0,4 hektar," kata Iking seperti dilansir dari kumparan Sabtu (26/11).
Iking menjelaskan bahwa saat ini petani di Kabupaten Sikka dihadapkan pada kelangkaan pupuk subsidi akan berpotensi pada terjadinya gagal panen.
Iking menjelaskan pembuatan pupuk organik cair dari kulit pisang dan daun kelor dilakukan dengan cara dekomposisi kulit pisang di ditumbuk halus hingga berair lalu difermentasi.
Baca Juga:
10 Aki Raib dari Truk Sampah DLH Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah
Dalam proses fermentasi lanjut Iking, limbah kulit pisang ditambah dengan EM-4 sebagai mikroorganisme dengan molase sebagai sumber energi dalam mempercepat proses.
"Cara ini saya praktekkan setelah saya mengikuti pelatihan di berbagai daerah di Indonesia sebelumnya," kata Iking.
Dalam 10 kilogram kulit pisang dicampurkan dengan 10 liter air, lalu, dicampurkan dengan larutan gula sebanyak 3 kilogram dan larutan EM4 sebanyak 5-10 ml untuk setiap liter air yang digunakan.
Selanjutnya larutan tersebut direndam selama 5-7 hari, lalu pupuk organik cair yang dihasilkan ditampung di botol air mineral dan siap untuk digunakan untuk pemupukan tanaman jagung dan sayur sayuran.
"Setelah 5-7 hari pupuk organik cair siap digunakan. Dalam 1 liter pupuk organik cair dari kulit pisang dilarutkan dalam 10 liter air, lalu disemprotkan pada tanaman," tambahnya.
Dari hasil uji coba menurut Iking, pupuk organik cair dari kulit pisang, bisa di gunakan pada semua jenis tanaman dalam fase vegetative, seminggu sekali.
Dari hasil produksi pupuk organik cair dari kulit pisang dan daun kelor lanjut Iking pada tanaman jagung varietas jagung komposit hasilnya luar biasa, bila dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia.
"Saya uji coba menggunakan pupuk organik cair dari limbah kulit pisang, dan limbah daun kelor, hasilnya luar biasa," kata Iking.
Hasil uji coba produksi pupuk organik cair dari kulit pisang dan daun kelor itu sudah melatih 4 kelompok tani melalui sekolah lapangan (SL) di atas lahan miliknya.
"Melalui SL saya sudah melatih 4 kelompok tani penggunaan pupuk organik cair dari kulit pisang dan daun kelor, sebagai solusi dari kelangkaan pupuk subsidi," ujarnya. [ast]