WahanaNews.co | Permasalahan
banjir dan layanan jalan tol jadi pembahasan dalam Debat Publik ketiga Pilkada
Surabaya, Sabtu (5/12).
Baca Juga:
MK Koreksi Total Jadwal Pemilu, Pemilih Tak Lagi Harus Mencoblos 5 Kotak Sekaligus
Bermula saat calon wali kota urut 1 Eri Cahyadi menanyakan
rencana Machfud soal pembangunan tol tengah kota Surabaya, seperti yang diatur
dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2019.
"Dalam Perpres 80 tahun 2019 disampaikan ada
pembangunan tol tengah kota, yang saya tanyakan apakah bapak akan ambil sebagai
kebijakan tol tengah kota?" tanya Eri kepada Machfud.
Pertanyaan Eri itu dijawab Machfud. Ia mengatakan bahwa
dalam Perpres tersebut tak ada klausul yang membahas tentang tol tengah kota di
Kota Surabaya. Ia juga menyebut, daripada tol, yang dibutuhkan warga Surabaya
kini adalah pengembangan transportasi massal.
Baca Juga:
Pemilihan di Daerah Mundur ke 2031, Ini Putusan Mengejutkan MK soal Pilkada dan DPRD
"Tidak ada satu pun klausul yang menyatakan pembangunan
tol tengah kota, tolong dipelajari. Kami sependapat di situ transportasi
massal, MRT dari Pasar Turi ke Bangkalan, jadi tuntutan terhadap percepatan
pembangunan transportasi massal yang dibutuhkan warga Surabaya," katanya.
Tak hanya itu, ia lalu menyinggung kebijakan Pemerintah Kota
Surabaya yang menambah lebar jalan, di atas sungai atau saluran air,dengan
menggunakan box culvert. Menurutnya hal itu justru menyebabkan banjir.
"Kita baru dipertontonkan penutupan banyak
sungai-sungai dengan box culvert, tidak disertai dengan teknologi benar,
sehingga hujan baru berapa jam saja di mana-mana sudah banjir," ucapnya.
Merasa pernyataanya tak dijawab oleh Machfud, Eri lantas
menyebutkan jika pemerintah ingin membangun tol tengah kota di Surabaya, maka
menurutnya perlu ada studi lanjutan.
Sebab, kata dia, dalam 10 tahun terakhir Pemkot Surabaya
telah membangun 259 kilometer jalan baru. Jalan-jalan itu dianggap telah
memenuhi kebutuhan warga Surabaya untuk menghubungkan antar wilayah dan
menggerakkan perekonomian.
"Ini harus harus diapakan? perlu studi, karena Pemda
tidak boleh membatalkan [perpres], saya sepakat, sehingga harus [dikaji] di
titik seperti apa," kata Eri.
Machfud lalu mengakui belum memahami konsep tol tengah kota
dalam Perpres 80/2019. Sekali lagi, Ia pun kembali menegaskan bahwa yang paling
penting sekarang adalah pembangunan transportasi massal.
"Terkait dengan jalan tol tengah kami sendiri belum
paham tunggu nanti setelah 9 Desember insyaallah akan saya kaji dan pelajari
untuk tol tengah. Yang penting adalah pembangunan transportasi massal,"
pungkas dia. [qnt]