WahanaNews.co | PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, yang beroperasi di Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, terus berupaya mendorong peningkatan ekonomi masyarakat desa lingkar tambang.
Kali ini, PTAR memberikan peluang usaha yang menarik dan menjanjikan kepada BUMdes Muara Hutaraja, Kecamatan Muara Batangtoru. Peluang usaha yang berpotensi mendongkrak Pendapatan Asli Desa (PADes) itu adalah depot air minum isi ulang (damiu). Mesin depot, bangunan, hingga pengurusan dokumen legalitas difasilitasi PTAR.
Baca Juga:
Pjs Gubernur Kaltara Togap Simangunsong Buka Seminar dan Workshop Rakornas 2024
"Kita serahkan ke BUMdes Muara Hutaraja untuk diusahai dan dikembangkan," kata Officer Small Medium Enterprise Community Development PTAR, Mirna Wati, Sabtu (10/6/2023).
Mirna menyebutkan, pihaknya menawarkan bisnis pengolahan air baku kepada BUMdes Muara Hutaraja, setelah melalui kajian sosilogi ekonomi. PTAR melihat bisnis air isi ulang memiliki prospek cerah yang bisa meningkatkan perekonomian dengan memanfaatkan potensi desa.
"Kita membuka peluang bisnis sekaligus membantu kebutuhan layanan air bersih warga," tukas Mirna.
Baca Juga:
Energi Surya Jadi Sumber Cahaya Bagi Kehidupan Masyarakat Desa Tepian
Sementara itu, Keman, salah seorang pengelola damiu 'Satahi' mengungkapkan, PTAR menyerahkan usaha air minum isi ulang tersebut kepada BUMdes Muara Hutaraja, sejak tahun 2019. Program PPM PTAR di bidang ekonomi itu telah memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan pendapatan asli desa.
Selain membuka lapangan pekerjaan, damiu 'Satahi' juga membantu masyarakat mendapatkan layanan air layak konsumsi yang lebih murah. Sebelum kehadiran depot, warga
selalu kesulitan mendapatkan air bersih. Kondisi geologis Desa Muara Hutaraja yang membuat sungai dan air sumur berwarna kuning dan berbau, manjadi faktor penyebab utama.
"Struktur tanah yang kurang baik menyulitkan warga mendapatkan air bersih," ungkap Keman.
Keman menuturkan, setiap hari pihaknya melayani permintaan air minum antara 30 hingga 60 galon. Harga yang ditetapkan pergalonnya Rp 5.000. Untuk layanan antar jemput dibanderol Rp 6.000.
"Pekerja di depot sebanyak 4 orang dengan sistem aplusan. Cukup mendongkrak pendapatan desa. 10 persen hasil usaha kita berikan kepada anak-anak yatim, orang jompo dan fakir miskin," pungkas Keman.
[Redaktur : Alpredo]