WahanaNews.co | Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memasukkan proyek budi daya rumput laut di Takalar, Sulawesi Selatan, sebagai salah satu proyek dalam peta peluang investasi (PPI) yang disusun tahun 2022.
“Kami menilai rumput laut adalah salah satu komoditas yang jadi kekuatan Indonesia khususnya di pasar internasional,” kata Direktur Perencanaan Sumberdaya Alam Kementerian Investasi/BKPM Ratih Purbasari Kania dalam Bincang Bahari bertajuk “Peluang Investasi Usaha Rumput Laut” yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Baca Juga:
Kementerian Investasi Targetkan 2023 Produksi Perdana Baterai Mobil Listrik
Ratih menjelaskan Indonesia merupakan pengekspor rumput laut terbesar kedua untuk produk konsumsi dan penggunaan industri.
“Setelah melakukan koordinasi serta konsultasi, kami menentukan jenis usaha dan juga lokasi pengembangan rumput laut tersebut yang paling sesuai yaitu di Provinsi Sulawesi Selatan karena merupakan salah satu dari lima sentra rumput laut di Indonesia,” katanya.
Berdasarkan data 2020, Sulsel jadi produsen terbesar di Indonesia dengan total produksi mencapai 3,4 juta ton.
Baca Juga:
Menteri ESDM dan Investasi Bahas Tindak Lanjut Pencabutan Tambang
Ada pun luas area pengembangan rumput laut di provinsi tersebut mencapai 540,6 ribu hektare di mana saat ini pemanfaatannya baru sekitar 40,3 ribu hektare dengan komoditas utama Cottonii dan Gracilaria.
Ratih mengemukakan proyek budi daya rumput laut tersebut masuk dalam daftar 22 proyek di 13 provinsi di rencana penyusunan Peta Peluang Investasi (PPI) tahun 2022.
Ke 22 proyek tersebut terdiri dari 11 proyek bidang pemanfaatan sumber daya alam dan 11 proyek bidang industri manufaktur.