WahanaNews.co, Tapsel - Perlahan, gadis yatim piatu itu beranjak dari peraduan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Walau tertatih, semangat mantan siswi SMK Tri Sakti Pematang Siantar ini sedikit berbeda dari hari sebelumnya. Curahan air dari gayung melahirkan gemerincing suara, melunakkan seluruh sendi tubuh.
Ya, Titin Agustin (20), wanita berkulit sawo matang itu akan segera menjalani operasi katarak gratis PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, yang beroperasi di Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara.
Baca Juga:
Mengembalikan Cahaya pada Mata dengan Operasi Katarak Gratis oleh Tambang Emas Martabe
Titin yang didiagnosa menderita katarak serius ini, teregister naik meja operasi pada hari Sabtu, 20 Juli 2024. Dengan ditemani sepupunya, Bella Pratiwi, warga Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru ini, berangkat menuju Puskesmas Batangtoru, tempat dimana ia akan menjalani operasi.
Sebongkah harapan bergelayut angan bisa kembali melihat dunia yang indah. Bagaimana tidak, gadis belia ini mengalami gangguan mata sejak dua bulan terakhir. Kedua mata Titin tidak berfungsi dengan baik. Pandangannya buram dan kabur. Ia sempat memakai contact lens, namun alat tersebut tidak banyak membantu.
Pandangan yang buram dan tidak jelas ini menyebabkan ia tidak bisa melakukan aktivitas. Pun juga membantu bibinya, Idawati. Padahal, sejak tinggal bersama bibinya, Titin selalu membantu berjualan bakso di warung kecil milik pamannya, Rusli.
Baca Juga:
Semut Merah Dibalik Suksesi Program Adiwiyata Agincourt Resources
Langkah pasti, dengan dibantu relawan (volunteer) yang telah disiapkan, Titin mengikuti tahapan persiapan sebelum operasi. Keinginan menggelora untuk bisa kembali membantu paman dan bibinya, memacu semangat Titin. Ia yang tiba di Puskesmas Batangtoru pada pukul 08.00 WIB, masuk kamar operasi pada pukul 15.00 WIB.
Tak butuh waktu lama, efektif dan efesien, hanya sekitar 10 menit, Titin keluar dari kamar operasi. Dengan sigap, relawan yang bertugas di depan pintu kamar operasi menyambut Titin, sembari memapah menuju ruangan pasca operasi. Sedikit berbeda dengan pasien operasi katarak lainnya, mata sebelah kanan Titin yang di bedah, tidak ditutup dengan perban. Gadis berhijab itu hanya dipakaikan kaca mata pelindung. Kebijakan ini disebabkan mata kiri Titin yang sudah tidak berfungsi dengan baik.
Sepuluh menit berlalu, Titin membuka mata. Senyum manis tersungging di bibir gadis mungil ini, saat kelebatan sinar menyusup halus ke dalam bola matanya. Alhamdulillah, walau masih dengan satu mata, perlahan tapi pasti, Titin kembali bisa melihat indahnya dunia. Raut kebahagiaan terpancar, pertanda harapan yang digantungkan dalam doa terkabul.